Sabtu, 08 Desember 2012

Classroom Assessment of Reasoning Strategies

TUGAS KE EMPAT PENILAIAN OTENTIK
CLASSROOM ASSESSMENT OF REASONING STRATEGIES

CONTOH PENILAIAN KOGNITIF
1. ANALYSIS;
 CONTOH SOAL:
Seorang anak laki-laki berbadan tinggi lahir dari ayah dan ibu yang berbadan pendek. Jika di lihat dari silsilah keturunannya anak tersebut seharusnya akan berbadan pendek juga, dapatkah kalian jelaskan mengapa fenomena ini bisa terjadi (secara genetis)? Selain faktor genetis, faktor apa lagi yang dapat membuat anak tersebut bisa memiliki badan yang tinggi?

 KUNCI JAWABAN:
Karena gen ayah dan ibu dari anak tersebut mempunyai gen karier/pembawa sifat badan tinggi atau dengan kata lain gen badan pendek yang dimiliki ayah dan ibu anak tersebut sifatnya tertutupi oleh sifat dominan dari gen badan tinggi yang diwariskan ke anaknya tersebut. Selain faktor genetis, faktor lain yang mempengaruhi anak tersebut berbadan tinggi adalah faktor dari luar yaitu makanan yang dikonsumsi, makanan yang bergizi dan menyehatkan akan dapat memacu hormon-hormon pertumbuhan sehingga mempengaruhi pertumbuhan anak tersebut (badannya menjadi tinggi).

 KRITERIA PENILAIAN:
Nilai 4 : Jika menyebutkan alasan dan faktor lain sesuai dengan kunci jawaban
Nilai 2 : Jika menyebutkan alasan dan faktor lain hampir sesuai dengan kunci jawaban.
Nilai 1 : Jika menyebutkan alasan dan faktor lain kurang sesuai dengan kunci jawaban.

2. COMPARISON;
 CONTOH SOAL:
Jelaskan persamaan dan perbedaan antar kloning dan bayi tabung?

 KUNCI JAWABAN:
• Persamaannya: kloning dan bayi tabung merupakan contoh dari bioteknologi modern (sudah menggunakan alat dan cara yang modern)
• Perbedaannya:
Kloning: menghasilkan individu yang sama persis dengan induknya (identik),
Bayi tabung: menghasilkan individu yang berbeda karena hasil peleburan sel telur dengan sperma.

 KRITERIA PENILAIAN:
Nilai 4 : Jika dapat menjelaskan persamaan dan perbedaan antara kloning dan bayi tabung sesuai kunci jawaban
Nilai 2 : Jika dapat menjelaskan persamaan dan perbedaan antara kloning dan bayi tabung hampir sesuai dengan kunci jawaban
Nilai 1 : Jika dapat menjelaskan persamaan dan perbedaan antara kloning dan bayi tabung kurang sesuai dengan kunci jawaban

3. INFERENCE AND INTERPRETATION;
 CONTOH SOAL:
Tanaman mangga berbatang tinggi berbuah asam disilangkan dengan tanaman mangga berbatang pendek berbuah manis. Batang tinggi bersifat dominan terhadap batang pendek sedangkan buah manis dominan terhadap buah asam. Bagaimanakah kemungkinan terjadinya kombinasi pada F1?

 KUNCI JAWABAN:
Parental : TTmm X ttMM


F1 : 4 Tt 4 Mm
Rasio Genotipe : 16 TtMm
Rasio Fenotipe : 100% mangga berbatang tinggi dan berbuah manis

 KRITERIA PENILAIAN:
Nilai 4 : Jika dapat menjelaskan jawaban dengan runtut sesuai kunci jawaban
Nilai 2 : Jika dapat menjelaskan jawaban hampir sesuai dengan kunci jawaban
Nilai 1 : Jika dapat menjelaskan jawaban kurang sesuai dengan kunci jawaban

4. EVALUATION;
 CONTOH SOAL:
Bagaimana cara penularan penyakit AIDS? Dan bagaimana pula cara pencegahan terhadap penyakit AIDS?

 KUNCI JAWABAN:
• Cara penularan penyakit AIDS, antara lain:
a. Melalui kontak hubunhan badan (seksual) dengan seorang penderita yang telah terinfeksi HIV
b. Melalui jarum suntik atau alat tusuk lainnya yang telah dipakai atau bekas dipakai orang yang telah terinfeksi HIV
c. Melalui transfusi darah yang tercemar HIV
d. Melalui ibu hamil yang terinfeksi HIV kepada bayi yang dikandungnya

• Cara pencegahan penyakit AIDS, antara lain:
a. Setia padapasangan
b. Hindari penggunaan jarum suntik yang dipakai bersama-sama tapi gunakanlah alat-alat suntik yang steril
c. Menghindari transfusi darah yang tidak jelas asalnya
d. Sosialisasi kepada masyarakat tentag bahayanya penyakit AIDS
e. Peningkatan keimanan kepada tuhan YME.

 KRITERIA PENILAIAN:
Nilai 4 : Jika dapat menjelaskan cara penularan dan cara pencegahan penyakit AIDS sesuai kunci jawaban
Nilai 2 : Jika dapat menjelaskan cara penularan dan pencegahan penyakit AIDS hampir sesuai dengan kunci jawaban
Nilai 1 : Jika dapat menjelaskan cara penularan dan pencegahannya kurang sesuai dengan kunci jawaban

Sabtu, 24 November 2012

penilaian proses sains

TUGAS II PENILAIAN OTENTIK
Dosen Pengampu: Dr. Syamsurizal


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )


Sekolah : MTS PKP AL-HIDAYAH
Kelas / Semester : IX (Sembilan) / Semester I
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Terpadu

Standar Kompetensi
2. Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup.

Kompetensi Dasar
2.4 Mendeskripsikan penerapan bioteknologi dalam mendukung kelangsungan hidup manusia melalui produksi pangan.

Indikator
1. Mendefinisikan pengertian bioteknologi.
1. Mendeskripsikan keuntungan pemanfaatan bioteknologi dalam produksi pangan.
2. Mendata produk-produk bioteknologi konvensional dan modern di lingkungan sekitarnya.
3. Membuat produk bioteknologi sederhana yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari (membuat tempe/tapai, fermentasi sari buah, penanaman secara hidroponik dan aeroponik).

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian bioteknologi.
2. Membedakan bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern.
3. Menjelaskan pemanfaatan mikroorganisme dalam bioteknologi.
4. Mengetahui cara pembuatan tapai singkong.
5. Menjelaskan pengertian kultur jaringan.
6. Menjelaskan langkah-langkah untuk membiakkan tanaman dengan kultur jaringan.
7. Menyebutkan kentungan membiakkan tanaman dengan kultur jaringan.
8. Menjelaskan pengertian hidroponik.
9. Menjelaskan keuntungan bercocok tanam secara hidroponik.
10. Menjelaskan pengertian aeroponik.
11. Menjelaskan pengertian rekayasa genetika.
12. Menyebutkan beberapa contoh produk rekayasa genetika.
13. Menjelaskan dampak (positif dan negatif) penerapan bioteknologi.

B. Materi Pembelajaran
Bioteknologi

C. Metode Pembelajaran
1. Model : - Direct Instruction (DI)
- Cooperative Learning
2. Metode : - Diskusi kelompok
- Ceramah
- Observasi
D. Langkah-langkah Kegiatan

PERTEMUAN PERTAMA

a. Kegiatan Pendahuluan
• Motivasi dan apersepsi
- Pernahkah kalian makan tape/tapai?
- Mikroorganisme apa yang dimanfaatkan manusia untuk pembuatan tape/tapai tersebut?
• Prasyarat pengetahuan
- Apakah yang dimaksud dengan bioteknologi?
- Apakah yang dimaksud dengan protein sel tunggal?
• Pra eksperimen:
- Berhati-hatilah dalam melakukan praktikum.

b. Kegiatan Inti
• Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
• Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian bioteknologi.
• Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menjelaskan perbedaan bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern.
• Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai pemanfaatan mikroorganisme dalam bioteknologi.
• Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mengambil baskom, daun pisang, kain pembungkus, singkong yang telah direbus 500 g, dan ragi tapai/khamir secukupnya.
• Guru mempresentasikan langkah kerja untuk melakukan eksperimen mengetahui cara pembuatan tapai (Kegiatan 2.6 h.75).dan meminta siswa untuk menjawab pertanyaan pada lembar kerja.
• Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.
• Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil kelompoknya masing-masing
• Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.

c. Kegiatan Penutup
• Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
• Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
• Guru memberikan tugas rumah berupa melakukan survey dilingkungan sekitar yang berhubungan dengan pemanfaatan bioteknologi konvensional dan laporkan hasilnya


PERTEMUAN KEDUA

a. Kegiatan Pendahuluan
• Motivasi dan apersepsi
- Apakah keuntungan bercocok tanam secara hidroponik?
- Apa yang kalian ketahui tentang rekayasa genetika?
• Prasyarat pengetahuan
- Apakah yang dimaksud dengan hidroponik?
- Bagaimana cara melakukan rekayasa genetika?

b. Kegiatan Inti
• Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
• Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian kultur jaringan.
• Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai langkah-langkah untuk membiakkan tanaman dengan kultur jaringan.
• Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan kentungan membiakkan tanaman dengan kultur jaringan.
• Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan perbedaan hidroponik dan aeroponik.
• Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan keuntungan bercocok tanam secara hidroponik.
• Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.
• Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.
• Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian rekayasa genetika.
• Peserta didik memperhatikan beberapa contoh produk rekayasa genetika yang disampaikan oleh guru.
• Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan dampak (positif dan negatif) penerapan bioteknologi.
• Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.
• Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.

c. Kegiatan Penutup
• Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
• Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
• Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.


E. Sumber Belajar
a. Buku IPA Terpadu Jl.3A (Esis) halaman 153-170
b. Buku IPA Terpadu Kelas IX (Yudhistira) halaman 71-81
c. Lingkungan
d. Alat dan bahan praktikum




F. Penilaian Hasil Belajar

Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Instrumen/ Soal
• Mendefinisikan pengertian bioteknologi







• Mendeskripsikan keuntungan pemanfaatan bioteknologi dalam produksi pangan

• Mendata produk-produk bioteknologi konvensional dan modern di lingkungan sekitarnya


• Membuat produk bioteknologi sederhana yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari (membuat tempe, fermentasi sari buah, penanaman secara hidroponik dan aeroponik)
• Tes tertulis








• Tes tertulis





• Penugasan






• Tes unjuk kerja • Esai








• Esai





• Tugas proyek





• Cek klis prosedur kerja 1. Apa yang dimaksud dengan bioteknologi?
2. Jelaskan perbedaan antara bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern?
3. Tuliskan contoh masing-masing tiga produk bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern?

• Kemukakan minimal dua keuntungan pemanfaatan bioteknologi dalam produksi pangan!


• Lakukanlah survey dilingkungan sekitar yang berhubungan dengan pemanfaatan bioteknologi konvensional dan modern laporkan hasilnya

• Eksperimen cara pembuatan tapai singkong (terlampir kegiatan 2.6 h.75)



Jambi, September 2012
Mengetahui
Kepala MTs PKP Al-Hidayah Guru Mata Pelajaran IPA




Misbahul Waton, Lc Hevni Siska Maryantama, S.Pd

KISI-KISI SOAL


No. Standard Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Aspek Kognitif Jumlah Soal
C1 C2 C3
1 2 . Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup 2.4 Mendeskripsikan penerapan bioteknologi dalam mendukung kelangsungan hidup manusia melalui produksi pangan • Mendefinisikan pengertian bioteknologi


• Mendeskripsikan keuntungan pemanfaatan bioteknologi dalam produksi pangan

1(I) 2(I)
3(I)

4(I)
3 butir

1 butir



SOAL LATIHAN

ESAI

1. Apa yang dimaksud dengan bioteknologi? (skor: 2 point)
2. Jelaskan perbedaan antara bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern? (skor: 3 point)
3. Tuliskan contoh masing-masing tiga produk bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern? (skor: 2 point)
4. Kemukakan minimal dua keuntungan pemanfaatan bioteknologi dalam produksi pangan! (skor: 3 point)

KUNCI JAWABAN

1. Bioteknologi adalah ilmu terapan yang mempelajari prinsip-prinsip ilmiah dengan menggunakan mikroorganisme atau bagian organisme untuk menghasilkan suatu produk yang digunakan untuk kepentingan manusia.

Kriteria penilaian:
 Nilai 2 : Jika jawaban sesuai dengan kunci jawaban
 Nilai 1 : Jika jawaban hampir sesuai dengan kunci jawaban
 Nilai 0,5 : Jika jawaban kurang sesuai dengan kunci jawaban
 Nilai 0 : jika jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban

2. Bioteknologi Konvensional
• Menggunakan alat dan cara yang sederhana
• Produk yang dihasilkan tidak dalam jumlah besar
• Hanya menggunakan mikroorganisme, seperti: jamur dan bakteri
Bioteknologi Modern
• Menggunkan alat dan cara yang canggih/modern
• Produk yang dihasilkan dalam jumlah besar
• Selain menggunakan mikroorganisme juga menggunakan bagian tubuh organisme seperti tumbuhan dan hewan.

Kriteria penilaian:
 Nilai 3 : Jika menjawab 3 perbedaan
 Nilai 2 : Jika menjawab 2 perbedaan
 Nilai 1 : Jika menjawab 1 perbedaan
 Nilai 0 : jika jawaban tidak sesuai kunci jawaban

3. Contoh produk bioteknologi konvensional:
• Tempe
• Tape
• Kecap
Contoh produk bioteknologi modern:
• Vaksin
• Antibiotik
• Pembasmi hama tanaman

Kriteria penilaian:
 Nilai 2 : Jika menjawab 3 contoh konvensioal dan 3 contoh modern
 Nilai 1 : Jika menjawab 2 contoh konvensional dan 2 contoh modern
 Nilai 0,5 : Jika menjawab 1 contoh konvensional dan 1 contoh modern
 Nilai 0 : jika jawaban tidak sesuai kunci jawaban

4. Keuntungan pemanfaatan bioteknologi:
a. Dengan teknik rekayasa genetika diharapkan menghasilkan produk pangan yang lebih berkualitas
b. Dengan teknik teknologi reproduksi diharapkan dapat mengatasi kekurangan pangan

Kriteria penilaian:
 Nilai 3 : Jika menjawab 2 keuntungan
 Nilai 1,5 : Jika menjawab 1 keuntungan
 Nilai 0 : jika jawaban tidak sesuai kunci jawaban
































Instrumen Penilaian Kinerja
Praktikum Membuat Produk Bioteknologi Sederhana
(Membuat Tape Singkong)

Mata Pelajaran : IPA TERPADU
Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit
Nama Guru : Hevni Siska Maryantama, S.Pd
Kelompok/ Nama Siswa : .......................
Kelas : IX (Sembilan) MTs

Petunjuk !
Berilah tanda check list (√), dengan ketentuan:
Skor 5 : cara melakukan aspek keterampilan sangat tepat
Skor 4 : cara melakukan aspek keterampilan tepat
Skor 3 : cara melakukan aspek keterampilan agak tepat
Skor 2 : cara melakukan aspek keterampilan tidak tepat
Skor 1 : cara melakukan aspek keterampilan sangat tidak tepat

No Aspek Keterampilan Skor
A PERSIAPAN 1 2 3 4 5
1. Membaca panduan percobaan
2. Mengecek kesesuaian alat dan bahan yang disiapkan di meja dengan yang ada di buku panduan
3. Menyiapakan kertas untuk mencatat percobaan
B KEGIATAN PENDAHULUAN
4. Cara menimbang massa singkong yang akan dibutuhkan
5. Mencatat massa singkong dalam tabel dan menulis satuannya
6. Cara memotong singkong
7. Mencatat berapa potong singkong yang dihasilkan
C KEGIATAN PERCOBAAN
8. Cara menaburkan ragi/khamir ke singkong dan mengaduknya sampai rata
9. Mencatat berapa banyak ragi/khamir yang dibutuhkan
10. Cara menyusun singkong yang telah dilumuri ragi/khamir ke dalam wadah yang telah dilapisi daun pisang
11. Cara mebungkus dan menutup dengan kain pembungkus
12. Mencatat keadaan awal setelah singkong diberi ragi/khamir
13. Cara menyimpan singkong yang telah dibungkus
14. Mengukur dan mencatat suhu disekitar ruangan penyimpanan
D KEGIATAN AKHIR
15. Membersihkan alat-alat praktikum dan meletakkan pada tempatnya
16. Mengecek kembali hasil-hasil pengamatan dan pengukuran

17. Menganalisa hasil akhir dari pembuatan tape singkong
18. Membuat kesimpulan yang sesuai dengan hasil praktikum dan menjawab pertanyaan pascapraktikum (dalam lembar kegiatan 2.6)
Skor Perolehan


Penentuan nilai peserta didik, dirumuskan:

Skor Perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal

Keterangan :
a. Jumlah aspek keterampilan (18)
b. Rentang skor tiap aspek keterampilan (1 sampai dengan 5)
c. Skor perolehan: Jumlah skor perolehan peserta tes pada 18 aspek keterampilan
d. Skor maksimal: jumlah aspek keterampilan dikali banyakya jumlah skor penilaian atau (18 x 5) = 90

Dengan kriteria penilaian:
• Nilai 81-90 = Amat Baik
• Nilai 71-80 = Baik
• Nilai 61-70 = Sedang
• Nilai 51-60 = Kurang
• Nilai ≤ 50 = Sangat Kurang













Instrumen Penilaian Proyek

Mata Pelajaran : IPA TERPADU
Nama Proyek : Survei Lapangan atau mencari berbagai literatur (koran, majalah, internet) Contoh Pemanfaatan Bioteknologi Konvensional dan Bioteknologi Modern
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Nama Guru : Hevni Siska Maryantama, S.Pd
Nama Siswa : ...............................................
Kelas : IX (Sembilan)

No Aspek Skor (1 – 5)
1 Perencanaan:
a. Persiapan
b. Rumusan Judul
2 Pelaksanaan
a. Sistematika Penulisan
b. Keakuratan Sumber Data/Informasi
c. Kuantitas Sumber Data
d. Analisis Data
e. Penarikan Kesimpulan
3 Laporan Proyek
a. Performans
b. Presentasi/Penguasaan
Total Skor
Dengan Ketentuan:
• Skor 5 : aspek keterampilan sangat lengkap dan sangat tepat
• Skor 4 : aspek keterampilan lengkap dan tepat
• Skor 3 : aspek keterampilan agak lengkap dan agak tepat
• Skor 2 : aspek keterampilan tidak lengkap dan tidak tepat
• Skor 1: aspek keterampilan sangat tidak lengkap dan sangat tidak tepat

Penentuan nilai peserta didik, dirumuskan:

Skor Perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal
Keterangan :
a. Jumlah aspek keterampilan (9)
b. Rentang skor tiap aspek ketrampilan (1 sampai dengan 5)
c. Skor perolehan: Jumlah skor perolehan peserta tes pada 9 aspek keterampilan
d. Skor maksimal: Jumlah aspek keterampilan dikali banyakya jumlah skor penilaian atau (9 x 5) = 45
Penilaian:
• Nilai 40-45 = Amat Baik
• Nilai 35-39 = Baik
• Nilai 20-34 = Sedang
• Nilai 15-19 = Kurang
• Nilai ≤ 14 = Sangat Kurang
Instrumen Penilaian Afektif (Sikap)

Instrumen Penilaian Afektif (sikap) dalam Praktek IPA (pembuatan tape singkong)

No Nama Siswa Sikap/Perilaku Yang Dinilai Nilai Ket.
Bekerja
Sistematis Bekerja Sama Penuh
Perhatian/Fokus Terlibat Aktif
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Catatan:

a. Kelompok perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut:
1 = Sangat kurang
2 = Kurang
3 = Sedang
4 = Baik
5 = Amat Baik

b. Nilai merupakan jumlah dari skor-skor tiap indikator perilaku

c. Keterangan diisi dengan kriteria sebagai berikut:
Nilai 18 – 20 = Amat Baik
Nilai 14 – 17 = Baik
Nilai 10 – 13 = Sedang
Nilai 6 – 9 = Kurang
Nilai 0 – 5 = Sangat Kurang


penilaian proses sains

TUGAS II PENILAIAN OTENTIK
Dosen Pengampu: Dr. Syamsurizal


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )


Sekolah : MTS PKP AL-HIDAYAH
Kelas / Semester : IX (Sembilan) / Semester I
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Terpadu

Standar Kompetensi
2. Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup.

Kompetensi Dasar
2.4 Mendeskripsikan penerapan bioteknologi dalam mendukung kelangsungan hidup manusia melalui produksi pangan.

Indikator
1. Mendefinisikan pengertian bioteknologi.
1. Mendeskripsikan keuntungan pemanfaatan bioteknologi dalam produksi pangan.
2. Mendata produk-produk bioteknologi konvensional dan modern di lingkungan sekitarnya.
3. Membuat produk bioteknologi sederhana yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari (membuat tempe/tapai, fermentasi sari buah, penanaman secara hidroponik dan aeroponik).

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian bioteknologi.
2. Membedakan bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern.
3. Menjelaskan pemanfaatan mikroorganisme dalam bioteknologi.
4. Mengetahui cara pembuatan tapai singkong.
5. Menjelaskan pengertian kultur jaringan.
6. Menjelaskan langkah-langkah untuk membiakkan tanaman dengan kultur jaringan.
7. Menyebutkan kentungan membiakkan tanaman dengan kultur jaringan.
8. Menjelaskan pengertian hidroponik.
9. Menjelaskan keuntungan bercocok tanam secara hidroponik.
10. Menjelaskan pengertian aeroponik.
11. Menjelaskan pengertian rekayasa genetika.
12. Menyebutkan beberapa contoh produk rekayasa genetika.
13. Menjelaskan dampak (positif dan negatif) penerapan bioteknologi.

B. Materi Pembelajaran
Bioteknologi

C. Metode Pembelajaran
1. Model : - Direct Instruction (DI)
- Cooperative Learning
2. Metode : - Diskusi kelompok
- Ceramah
- Observasi
D. Langkah-langkah Kegiatan

PERTEMUAN PERTAMA

a. Kegiatan Pendahuluan
• Motivasi dan apersepsi
- Pernahkah kalian makan tape/tapai?
- Mikroorganisme apa yang dimanfaatkan manusia untuk pembuatan tape/tapai tersebut?
• Prasyarat pengetahuan
- Apakah yang dimaksud dengan bioteknologi?
- Apakah yang dimaksud dengan protein sel tunggal?
• Pra eksperimen:
- Berhati-hatilah dalam melakukan praktikum.

b. Kegiatan Inti
• Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
• Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian bioteknologi.
• Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menjelaskan perbedaan bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern.
• Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai pemanfaatan mikroorganisme dalam bioteknologi.
• Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mengambil baskom, daun pisang, kain pembungkus, singkong yang telah direbus 500 g, dan ragi tapai/khamir secukupnya.
• Guru mempresentasikan langkah kerja untuk melakukan eksperimen mengetahui cara pembuatan tapai (Kegiatan 2.6 h.75).dan meminta siswa untuk menjawab pertanyaan pada lembar kerja.
• Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.
• Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil kelompoknya masing-masing
• Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.

c. Kegiatan Penutup
• Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
• Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
• Guru memberikan tugas rumah berupa melakukan survey dilingkungan sekitar yang berhubungan dengan pemanfaatan bioteknologi konvensional dan laporkan hasilnya


PERTEMUAN KEDUA

a. Kegiatan Pendahuluan
• Motivasi dan apersepsi
- Apakah keuntungan bercocok tanam secara hidroponik?
- Apa yang kalian ketahui tentang rekayasa genetika?
• Prasyarat pengetahuan
- Apakah yang dimaksud dengan hidroponik?
- Bagaimana cara melakukan rekayasa genetika?

b. Kegiatan Inti
• Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
• Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian kultur jaringan.
• Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai langkah-langkah untuk membiakkan tanaman dengan kultur jaringan.
• Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan kentungan membiakkan tanaman dengan kultur jaringan.
• Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan perbedaan hidroponik dan aeroponik.
• Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan keuntungan bercocok tanam secara hidroponik.
• Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.
• Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.
• Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian rekayasa genetika.
• Peserta didik memperhatikan beberapa contoh produk rekayasa genetika yang disampaikan oleh guru.
• Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan dampak (positif dan negatif) penerapan bioteknologi.
• Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.
• Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.

c. Kegiatan Penutup
• Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
• Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
• Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.


E. Sumber Belajar
a. Buku IPA Terpadu Jl.3A (Esis) halaman 153-170
b. Buku IPA Terpadu Kelas IX (Yudhistira) halaman 71-81
c. Lingkungan
d. Alat dan bahan praktikum




F. Penilaian Hasil Belajar

Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Instrumen/ Soal
• Mendefinisikan pengertian bioteknologi







• Mendeskripsikan keuntungan pemanfaatan bioteknologi dalam produksi pangan

• Mendata produk-produk bioteknologi konvensional dan modern di lingkungan sekitarnya


• Membuat produk bioteknologi sederhana yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari (membuat tempe, fermentasi sari buah, penanaman secara hidroponik dan aeroponik)
• Tes tertulis








• Tes tertulis





• Penugasan






• Tes unjuk kerja • Esai








• Esai





• Tugas proyek





• Cek klis prosedur kerja 1. Apa yang dimaksud dengan bioteknologi?
2. Jelaskan perbedaan antara bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern?
3. Tuliskan contoh masing-masing tiga produk bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern?

• Kemukakan minimal dua keuntungan pemanfaatan bioteknologi dalam produksi pangan!


• Lakukanlah survey dilingkungan sekitar yang berhubungan dengan pemanfaatan bioteknologi konvensional dan modern laporkan hasilnya

• Eksperimen cara pembuatan tapai singkong (terlampir kegiatan 2.6 h.75)



Jambi, September 2012
Mengetahui
Kepala MTs PKP Al-Hidayah Guru Mata Pelajaran IPA




Misbahul Waton, Lc Hevni Siska Maryantama, S.Pd

KISI-KISI SOAL


No. Standard Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Aspek Kognitif Jumlah Soal
C1 C2 C3
1 2 . Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup 2.4 Mendeskripsikan penerapan bioteknologi dalam mendukung kelangsungan hidup manusia melalui produksi pangan • Mendefinisikan pengertian bioteknologi


• Mendeskripsikan keuntungan pemanfaatan bioteknologi dalam produksi pangan

1(I) 2(I)
3(I)

4(I)
3 butir

1 butir



SOAL LATIHAN

ESAI

1. Apa yang dimaksud dengan bioteknologi? (skor: 2 point)
2. Jelaskan perbedaan antara bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern? (skor: 3 point)
3. Tuliskan contoh masing-masing tiga produk bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern? (skor: 2 point)
4. Kemukakan minimal dua keuntungan pemanfaatan bioteknologi dalam produksi pangan! (skor: 3 point)

KUNCI JAWABAN

1. Bioteknologi adalah ilmu terapan yang mempelajari prinsip-prinsip ilmiah dengan menggunakan mikroorganisme atau bagian organisme untuk menghasilkan suatu produk yang digunakan untuk kepentingan manusia.

Kriteria penilaian:
 Nilai 2 : Jika jawaban sesuai dengan kunci jawaban
 Nilai 1 : Jika jawaban hampir sesuai dengan kunci jawaban
 Nilai 0,5 : Jika jawaban kurang sesuai dengan kunci jawaban
 Nilai 0 : jika jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban

2. Bioteknologi Konvensional
• Menggunakan alat dan cara yang sederhana
• Produk yang dihasilkan tidak dalam jumlah besar
• Hanya menggunakan mikroorganisme, seperti: jamur dan bakteri
Bioteknologi Modern
• Menggunkan alat dan cara yang canggih/modern
• Produk yang dihasilkan dalam jumlah besar
• Selain menggunakan mikroorganisme juga menggunakan bagian tubuh organisme seperti tumbuhan dan hewan.

Kriteria penilaian:
 Nilai 3 : Jika menjawab 3 perbedaan
 Nilai 2 : Jika menjawab 2 perbedaan
 Nilai 1 : Jika menjawab 1 perbedaan
 Nilai 0 : jika jawaban tidak sesuai kunci jawaban

3. Contoh produk bioteknologi konvensional:
• Tempe
• Tape
• Kecap
Contoh produk bioteknologi modern:
• Vaksin
• Antibiotik
• Pembasmi hama tanaman

Kriteria penilaian:
 Nilai 2 : Jika menjawab 3 contoh konvensioal dan 3 contoh modern
 Nilai 1 : Jika menjawab 2 contoh konvensional dan 2 contoh modern
 Nilai 0,5 : Jika menjawab 1 contoh konvensional dan 1 contoh modern
 Nilai 0 : jika jawaban tidak sesuai kunci jawaban

4. Keuntungan pemanfaatan bioteknologi:
a. Dengan teknik rekayasa genetika diharapkan menghasilkan produk pangan yang lebih berkualitas
b. Dengan teknik teknologi reproduksi diharapkan dapat mengatasi kekurangan pangan

Kriteria penilaian:
 Nilai 3 : Jika menjawab 2 keuntungan
 Nilai 1,5 : Jika menjawab 1 keuntungan
 Nilai 0 : jika jawaban tidak sesuai kunci jawaban
































Instrumen Penilaian Kinerja
Praktikum Membuat Produk Bioteknologi Sederhana
(Membuat Tape Singkong)

Mata Pelajaran : IPA TERPADU
Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit
Nama Guru : Hevni Siska Maryantama, S.Pd
Kelompok/ Nama Siswa : .......................
Kelas : IX (Sembilan) MTs

Petunjuk !
Berilah tanda check list (√), dengan ketentuan:
Skor 5 : cara melakukan aspek keterampilan sangat tepat
Skor 4 : cara melakukan aspek keterampilan tepat
Skor 3 : cara melakukan aspek keterampilan agak tepat
Skor 2 : cara melakukan aspek keterampilan tidak tepat
Skor 1 : cara melakukan aspek keterampilan sangat tidak tepat

No Aspek Keterampilan Skor
A PERSIAPAN 1 2 3 4 5
1. Membaca panduan percobaan
2. Mengecek kesesuaian alat dan bahan yang disiapkan di meja dengan yang ada di buku panduan
3. Menyiapakan kertas untuk mencatat percobaan
B KEGIATAN PENDAHULUAN
4. Cara menimbang massa singkong yang akan dibutuhkan
5. Mencatat massa singkong dalam tabel dan menulis satuannya
6. Cara memotong singkong
7. Mencatat berapa potong singkong yang dihasilkan
C KEGIATAN PERCOBAAN
8. Cara menaburkan ragi/khamir ke singkong dan mengaduknya sampai rata
9. Mencatat berapa banyak ragi/khamir yang dibutuhkan
10. Cara menyusun singkong yang telah dilumuri ragi/khamir ke dalam wadah yang telah dilapisi daun pisang
11. Cara mebungkus dan menutup dengan kain pembungkus
12. Mencatat keadaan awal setelah singkong diberi ragi/khamir
13. Cara menyimpan singkong yang telah dibungkus
14. Mengukur dan mencatat suhu disekitar ruangan penyimpanan
D KEGIATAN AKHIR
15. Membersihkan alat-alat praktikum dan meletakkan pada tempatnya
16. Mengecek kembali hasil-hasil pengamatan dan pengukuran

17. Menganalisa hasil akhir dari pembuatan tape singkong
18. Membuat kesimpulan yang sesuai dengan hasil praktikum dan menjawab pertanyaan pascapraktikum (dalam lembar kegiatan 2.6)
Skor Perolehan


Penentuan nilai peserta didik, dirumuskan:

Skor Perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal

Keterangan :
a. Jumlah aspek keterampilan (18)
b. Rentang skor tiap aspek keterampilan (1 sampai dengan 5)
c. Skor perolehan: Jumlah skor perolehan peserta tes pada 18 aspek keterampilan
d. Skor maksimal: jumlah aspek keterampilan dikali banyakya jumlah skor penilaian atau (18 x 5) = 90

Dengan kriteria penilaian:
• Nilai 81-90 = Amat Baik
• Nilai 71-80 = Baik
• Nilai 61-70 = Sedang
• Nilai 51-60 = Kurang
• Nilai ≤ 50 = Sangat Kurang













Instrumen Penilaian Proyek

Mata Pelajaran : IPA TERPADU
Nama Proyek : Survei Lapangan atau mencari berbagai literatur (koran, majalah, internet) Contoh Pemanfaatan Bioteknologi Konvensional dan Bioteknologi Modern
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Nama Guru : Hevni Siska Maryantama, S.Pd
Nama Siswa : ...............................................
Kelas : IX (Sembilan)

No Aspek Skor (1 – 5)
1 Perencanaan:
a. Persiapan
b. Rumusan Judul
2 Pelaksanaan
a. Sistematika Penulisan
b. Keakuratan Sumber Data/Informasi
c. Kuantitas Sumber Data
d. Analisis Data
e. Penarikan Kesimpulan
3 Laporan Proyek
a. Performans
b. Presentasi/Penguasaan
Total Skor
Dengan Ketentuan:
• Skor 5 : aspek keterampilan sangat lengkap dan sangat tepat
• Skor 4 : aspek keterampilan lengkap dan tepat
• Skor 3 : aspek keterampilan agak lengkap dan agak tepat
• Skor 2 : aspek keterampilan tidak lengkap dan tidak tepat
• Skor 1: aspek keterampilan sangat tidak lengkap dan sangat tidak tepat

Penentuan nilai peserta didik, dirumuskan:

Skor Perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal
Keterangan :
a. Jumlah aspek keterampilan (9)
b. Rentang skor tiap aspek ketrampilan (1 sampai dengan 5)
c. Skor perolehan: Jumlah skor perolehan peserta tes pada 9 aspek keterampilan
d. Skor maksimal: Jumlah aspek keterampilan dikali banyakya jumlah skor penilaian atau (9 x 5) = 45
Penilaian:
• Nilai 40-45 = Amat Baik
• Nilai 35-39 = Baik
• Nilai 20-34 = Sedang
• Nilai 15-19 = Kurang
• Nilai ≤ 14 = Sangat Kurang
Instrumen Penilaian Afektif (Sikap)

Instrumen Penilaian Afektif (sikap) dalam Praktek IPA (pembuatan tape singkong)

No Nama Siswa Sikap/Perilaku Yang Dinilai Nilai Ket.
Bekerja
Sistematis Bekerja Sama Penuh
Perhatian/Fokus Terlibat Aktif
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Catatan:

a. Kelompok perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut:
1 = Sangat kurang
2 = Kurang
3 = Sedang
4 = Baik
5 = Amat Baik

b. Nilai merupakan jumlah dari skor-skor tiap indikator perilaku

c. Keterangan diisi dengan kriteria sebagai berikut:
Nilai 18 – 20 = Amat Baik
Nilai 14 – 17 = Baik
Nilai 10 – 13 = Sedang
Nilai 6 – 9 = Kurang
Nilai 0 – 5 = Sangat Kurang


penilaian proses sains

TUGAS II PENILAIAN OTENTIK
Dosen Pengampu: Dr. Syamsurizal


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )


Sekolah : MTS PKP AL-HIDAYAH
Kelas / Semester : IX (Sembilan) / Semester I
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Terpadu

Standar Kompetensi
2. Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup.

Kompetensi Dasar
2.4 Mendeskripsikan penerapan bioteknologi dalam mendukung kelangsungan hidup manusia melalui produksi pangan.

Indikator
1. Mendefinisikan pengertian bioteknologi.
1. Mendeskripsikan keuntungan pemanfaatan bioteknologi dalam produksi pangan.
2. Mendata produk-produk bioteknologi konvensional dan modern di lingkungan sekitarnya.
3. Membuat produk bioteknologi sederhana yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari (membuat tempe/tapai, fermentasi sari buah, penanaman secara hidroponik dan aeroponik).

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian bioteknologi.
2. Membedakan bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern.
3. Menjelaskan pemanfaatan mikroorganisme dalam bioteknologi.
4. Mengetahui cara pembuatan tapai singkong.
5. Menjelaskan pengertian kultur jaringan.
6. Menjelaskan langkah-langkah untuk membiakkan tanaman dengan kultur jaringan.
7. Menyebutkan kentungan membiakkan tanaman dengan kultur jaringan.
8. Menjelaskan pengertian hidroponik.
9. Menjelaskan keuntungan bercocok tanam secara hidroponik.
10. Menjelaskan pengertian aeroponik.
11. Menjelaskan pengertian rekayasa genetika.
12. Menyebutkan beberapa contoh produk rekayasa genetika.
13. Menjelaskan dampak (positif dan negatif) penerapan bioteknologi.

B. Materi Pembelajaran
Bioteknologi

C. Metode Pembelajaran
1. Model : - Direct Instruction (DI)
- Cooperative Learning
2. Metode : - Diskusi kelompok
- Ceramah
- Observasi
D. Langkah-langkah Kegiatan

PERTEMUAN PERTAMA

a. Kegiatan Pendahuluan
• Motivasi dan apersepsi
- Pernahkah kalian makan tape/tapai?
- Mikroorganisme apa yang dimanfaatkan manusia untuk pembuatan tape/tapai tersebut?
• Prasyarat pengetahuan
- Apakah yang dimaksud dengan bioteknologi?
- Apakah yang dimaksud dengan protein sel tunggal?
• Pra eksperimen:
- Berhati-hatilah dalam melakukan praktikum.

b. Kegiatan Inti
• Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
• Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian bioteknologi.
• Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menjelaskan perbedaan bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern.
• Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai pemanfaatan mikroorganisme dalam bioteknologi.
• Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mengambil baskom, daun pisang, kain pembungkus, singkong yang telah direbus 500 g, dan ragi tapai/khamir secukupnya.
• Guru mempresentasikan langkah kerja untuk melakukan eksperimen mengetahui cara pembuatan tapai (Kegiatan 2.6 h.75).dan meminta siswa untuk menjawab pertanyaan pada lembar kerja.
• Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.
• Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil kelompoknya masing-masing
• Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.

c. Kegiatan Penutup
• Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
• Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
• Guru memberikan tugas rumah berupa melakukan survey dilingkungan sekitar yang berhubungan dengan pemanfaatan bioteknologi konvensional dan laporkan hasilnya


PERTEMUAN KEDUA

a. Kegiatan Pendahuluan
• Motivasi dan apersepsi
- Apakah keuntungan bercocok tanam secara hidroponik?
- Apa yang kalian ketahui tentang rekayasa genetika?
• Prasyarat pengetahuan
- Apakah yang dimaksud dengan hidroponik?
- Bagaimana cara melakukan rekayasa genetika?

b. Kegiatan Inti
• Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
• Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian kultur jaringan.
• Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai langkah-langkah untuk membiakkan tanaman dengan kultur jaringan.
• Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan kentungan membiakkan tanaman dengan kultur jaringan.
• Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan perbedaan hidroponik dan aeroponik.
• Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan keuntungan bercocok tanam secara hidroponik.
• Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.
• Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.
• Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian rekayasa genetika.
• Peserta didik memperhatikan beberapa contoh produk rekayasa genetika yang disampaikan oleh guru.
• Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan dampak (positif dan negatif) penerapan bioteknologi.
• Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.
• Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.

c. Kegiatan Penutup
• Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
• Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
• Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.


E. Sumber Belajar
a. Buku IPA Terpadu Jl.3A (Esis) halaman 153-170
b. Buku IPA Terpadu Kelas IX (Yudhistira) halaman 71-81
c. Lingkungan
d. Alat dan bahan praktikum




F. Penilaian Hasil Belajar

Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Instrumen/ Soal
• Mendefinisikan pengertian bioteknologi







• Mendeskripsikan keuntungan pemanfaatan bioteknologi dalam produksi pangan

• Mendata produk-produk bioteknologi konvensional dan modern di lingkungan sekitarnya


• Membuat produk bioteknologi sederhana yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari (membuat tempe, fermentasi sari buah, penanaman secara hidroponik dan aeroponik)
• Tes tertulis








• Tes tertulis





• Penugasan






• Tes unjuk kerja • Esai








• Esai





• Tugas proyek





• Cek klis prosedur kerja 1. Apa yang dimaksud dengan bioteknologi?
2. Jelaskan perbedaan antara bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern?
3. Tuliskan contoh masing-masing tiga produk bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern?

• Kemukakan minimal dua keuntungan pemanfaatan bioteknologi dalam produksi pangan!


• Lakukanlah survey dilingkungan sekitar yang berhubungan dengan pemanfaatan bioteknologi konvensional dan modern laporkan hasilnya

• Eksperimen cara pembuatan tapai singkong (terlampir kegiatan 2.6 h.75)



Jambi, September 2012
Mengetahui
Kepala MTs PKP Al-Hidayah Guru Mata Pelajaran IPA




Misbahul Waton, Lc Hevni Siska Maryantama, S.Pd

KISI-KISI SOAL


No. Standard Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Aspek Kognitif Jumlah Soal
C1 C2 C3
1 2 . Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup 2.4 Mendeskripsikan penerapan bioteknologi dalam mendukung kelangsungan hidup manusia melalui produksi pangan • Mendefinisikan pengertian bioteknologi


• Mendeskripsikan keuntungan pemanfaatan bioteknologi dalam produksi pangan

1(I) 2(I)
3(I)

4(I)
3 butir

1 butir



SOAL LATIHAN

ESAI

1. Apa yang dimaksud dengan bioteknologi? (skor: 2 point)
2. Jelaskan perbedaan antara bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern? (skor: 3 point)
3. Tuliskan contoh masing-masing tiga produk bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern? (skor: 2 point)
4. Kemukakan minimal dua keuntungan pemanfaatan bioteknologi dalam produksi pangan! (skor: 3 point)

KUNCI JAWABAN

1. Bioteknologi adalah ilmu terapan yang mempelajari prinsip-prinsip ilmiah dengan menggunakan mikroorganisme atau bagian organisme untuk menghasilkan suatu produk yang digunakan untuk kepentingan manusia.

Kriteria penilaian:
 Nilai 2 : Jika jawaban sesuai dengan kunci jawaban
 Nilai 1 : Jika jawaban hampir sesuai dengan kunci jawaban
 Nilai 0,5 : Jika jawaban kurang sesuai dengan kunci jawaban
 Nilai 0 : jika jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban

2. Bioteknologi Konvensional
• Menggunakan alat dan cara yang sederhana
• Produk yang dihasilkan tidak dalam jumlah besar
• Hanya menggunakan mikroorganisme, seperti: jamur dan bakteri
Bioteknologi Modern
• Menggunkan alat dan cara yang canggih/modern
• Produk yang dihasilkan dalam jumlah besar
• Selain menggunakan mikroorganisme juga menggunakan bagian tubuh organisme seperti tumbuhan dan hewan.

Kriteria penilaian:
 Nilai 3 : Jika menjawab 3 perbedaan
 Nilai 2 : Jika menjawab 2 perbedaan
 Nilai 1 : Jika menjawab 1 perbedaan
 Nilai 0 : jika jawaban tidak sesuai kunci jawaban

3. Contoh produk bioteknologi konvensional:
• Tempe
• Tape
• Kecap
Contoh produk bioteknologi modern:
• Vaksin
• Antibiotik
• Pembasmi hama tanaman

Kriteria penilaian:
 Nilai 2 : Jika menjawab 3 contoh konvensioal dan 3 contoh modern
 Nilai 1 : Jika menjawab 2 contoh konvensional dan 2 contoh modern
 Nilai 0,5 : Jika menjawab 1 contoh konvensional dan 1 contoh modern
 Nilai 0 : jika jawaban tidak sesuai kunci jawaban

4. Keuntungan pemanfaatan bioteknologi:
a. Dengan teknik rekayasa genetika diharapkan menghasilkan produk pangan yang lebih berkualitas
b. Dengan teknik teknologi reproduksi diharapkan dapat mengatasi kekurangan pangan

Kriteria penilaian:
 Nilai 3 : Jika menjawab 2 keuntungan
 Nilai 1,5 : Jika menjawab 1 keuntungan
 Nilai 0 : jika jawaban tidak sesuai kunci jawaban
































Instrumen Penilaian Kinerja
Praktikum Membuat Produk Bioteknologi Sederhana
(Membuat Tape Singkong)

Mata Pelajaran : IPA TERPADU
Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit
Nama Guru : Hevni Siska Maryantama, S.Pd
Kelompok/ Nama Siswa : .......................
Kelas : IX (Sembilan) MTs

Petunjuk !
Berilah tanda check list (√), dengan ketentuan:
Skor 5 : cara melakukan aspek keterampilan sangat tepat
Skor 4 : cara melakukan aspek keterampilan tepat
Skor 3 : cara melakukan aspek keterampilan agak tepat
Skor 2 : cara melakukan aspek keterampilan tidak tepat
Skor 1 : cara melakukan aspek keterampilan sangat tidak tepat

No Aspek Keterampilan Skor
A PERSIAPAN 1 2 3 4 5
1. Membaca panduan percobaan
2. Mengecek kesesuaian alat dan bahan yang disiapkan di meja dengan yang ada di buku panduan
3. Menyiapakan kertas untuk mencatat percobaan
B KEGIATAN PENDAHULUAN
4. Cara menimbang massa singkong yang akan dibutuhkan
5. Mencatat massa singkong dalam tabel dan menulis satuannya
6. Cara memotong singkong
7. Mencatat berapa potong singkong yang dihasilkan
C KEGIATAN PERCOBAAN
8. Cara menaburkan ragi/khamir ke singkong dan mengaduknya sampai rata
9. Mencatat berapa banyak ragi/khamir yang dibutuhkan
10. Cara menyusun singkong yang telah dilumuri ragi/khamir ke dalam wadah yang telah dilapisi daun pisang
11. Cara mebungkus dan menutup dengan kain pembungkus
12. Mencatat keadaan awal setelah singkong diberi ragi/khamir
13. Cara menyimpan singkong yang telah dibungkus
14. Mengukur dan mencatat suhu disekitar ruangan penyimpanan
D KEGIATAN AKHIR
15. Membersihkan alat-alat praktikum dan meletakkan pada tempatnya
16. Mengecek kembali hasil-hasil pengamatan dan pengukuran

17. Menganalisa hasil akhir dari pembuatan tape singkong
18. Membuat kesimpulan yang sesuai dengan hasil praktikum dan menjawab pertanyaan pascapraktikum (dalam lembar kegiatan 2.6)
Skor Perolehan


Penentuan nilai peserta didik, dirumuskan:

Skor Perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal

Keterangan :
a. Jumlah aspek keterampilan (18)
b. Rentang skor tiap aspek keterampilan (1 sampai dengan 5)
c. Skor perolehan: Jumlah skor perolehan peserta tes pada 18 aspek keterampilan
d. Skor maksimal: jumlah aspek keterampilan dikali banyakya jumlah skor penilaian atau (18 x 5) = 90

Dengan kriteria penilaian:
• Nilai 81-90 = Amat Baik
• Nilai 71-80 = Baik
• Nilai 61-70 = Sedang
• Nilai 51-60 = Kurang
• Nilai ≤ 50 = Sangat Kurang













Instrumen Penilaian Proyek

Mata Pelajaran : IPA TERPADU
Nama Proyek : Survei Lapangan atau mencari berbagai literatur (koran, majalah, internet) Contoh Pemanfaatan Bioteknologi Konvensional dan Bioteknologi Modern
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Nama Guru : Hevni Siska Maryantama, S.Pd
Nama Siswa : ...............................................
Kelas : IX (Sembilan)

No Aspek Skor (1 – 5)
1 Perencanaan:
a. Persiapan
b. Rumusan Judul
2 Pelaksanaan
a. Sistematika Penulisan
b. Keakuratan Sumber Data/Informasi
c. Kuantitas Sumber Data
d. Analisis Data
e. Penarikan Kesimpulan
3 Laporan Proyek
a. Performans
b. Presentasi/Penguasaan
Total Skor
Dengan Ketentuan:
• Skor 5 : aspek keterampilan sangat lengkap dan sangat tepat
• Skor 4 : aspek keterampilan lengkap dan tepat
• Skor 3 : aspek keterampilan agak lengkap dan agak tepat
• Skor 2 : aspek keterampilan tidak lengkap dan tidak tepat
• Skor 1: aspek keterampilan sangat tidak lengkap dan sangat tidak tepat

Penentuan nilai peserta didik, dirumuskan:

Skor Perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal
Keterangan :
a. Jumlah aspek keterampilan (9)
b. Rentang skor tiap aspek ketrampilan (1 sampai dengan 5)
c. Skor perolehan: Jumlah skor perolehan peserta tes pada 9 aspek keterampilan
d. Skor maksimal: Jumlah aspek keterampilan dikali banyakya jumlah skor penilaian atau (9 x 5) = 45
Penilaian:
• Nilai 40-45 = Amat Baik
• Nilai 35-39 = Baik
• Nilai 20-34 = Sedang
• Nilai 15-19 = Kurang
• Nilai ≤ 14 = Sangat Kurang
Instrumen Penilaian Afektif (Sikap)

Instrumen Penilaian Afektif (sikap) dalam Praktek IPA (pembuatan tape singkong)

No Nama Siswa Sikap/Perilaku Yang Dinilai Nilai Ket.
Bekerja
Sistematis Bekerja Sama Penuh
Perhatian/Fokus Terlibat Aktif
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Catatan:

a. Kelompok perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut:
1 = Sangat kurang
2 = Kurang
3 = Sedang
4 = Baik
5 = Amat Baik

b. Nilai merupakan jumlah dari skor-skor tiap indikator perilaku

c. Keterangan diisi dengan kriteria sebagai berikut:
Nilai 18 – 20 = Amat Baik
Nilai 14 – 17 = Baik
Nilai 10 – 13 = Sedang
Nilai 6 – 9 = Kurang
Nilai 0 – 5 = Sangat Kurang


penilaian proses sains

TUGAS II PENILAIAN OTENTIK
Dosen Pengampu: Dr. Syamsurizal


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )


Sekolah : MTS PKP AL-HIDAYAH
Kelas / Semester : IX (Sembilan) / Semester I
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Terpadu

Standar Kompetensi
2. Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup.

Kompetensi Dasar
2.4 Mendeskripsikan penerapan bioteknologi dalam mendukung kelangsungan hidup manusia melalui produksi pangan.

Indikator
1. Mendefinisikan pengertian bioteknologi.
1. Mendeskripsikan keuntungan pemanfaatan bioteknologi dalam produksi pangan.
2. Mendata produk-produk bioteknologi konvensional dan modern di lingkungan sekitarnya.
3. Membuat produk bioteknologi sederhana yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari (membuat tempe/tapai, fermentasi sari buah, penanaman secara hidroponik dan aeroponik).

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian bioteknologi.
2. Membedakan bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern.
3. Menjelaskan pemanfaatan mikroorganisme dalam bioteknologi.
4. Mengetahui cara pembuatan tapai singkong.
5. Menjelaskan pengertian kultur jaringan.
6. Menjelaskan langkah-langkah untuk membiakkan tanaman dengan kultur jaringan.
7. Menyebutkan kentungan membiakkan tanaman dengan kultur jaringan.
8. Menjelaskan pengertian hidroponik.
9. Menjelaskan keuntungan bercocok tanam secara hidroponik.
10. Menjelaskan pengertian aeroponik.
11. Menjelaskan pengertian rekayasa genetika.
12. Menyebutkan beberapa contoh produk rekayasa genetika.
13. Menjelaskan dampak (positif dan negatif) penerapan bioteknologi.

B. Materi Pembelajaran
Bioteknologi

C. Metode Pembelajaran
1. Model : - Direct Instruction (DI)
- Cooperative Learning
2. Metode : - Diskusi kelompok
- Ceramah
- Observasi
D. Langkah-langkah Kegiatan

PERTEMUAN PERTAMA

a. Kegiatan Pendahuluan
• Motivasi dan apersepsi
- Pernahkah kalian makan tape/tapai?
- Mikroorganisme apa yang dimanfaatkan manusia untuk pembuatan tape/tapai tersebut?
• Prasyarat pengetahuan
- Apakah yang dimaksud dengan bioteknologi?
- Apakah yang dimaksud dengan protein sel tunggal?
• Pra eksperimen:
- Berhati-hatilah dalam melakukan praktikum.

b. Kegiatan Inti
• Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
• Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian bioteknologi.
• Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menjelaskan perbedaan bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern.
• Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai pemanfaatan mikroorganisme dalam bioteknologi.
• Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mengambil baskom, daun pisang, kain pembungkus, singkong yang telah direbus 500 g, dan ragi tapai/khamir secukupnya.
• Guru mempresentasikan langkah kerja untuk melakukan eksperimen mengetahui cara pembuatan tapai (Kegiatan 2.6 h.75).dan meminta siswa untuk menjawab pertanyaan pada lembar kerja.
• Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.
• Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil kelompoknya masing-masing
• Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.

c. Kegiatan Penutup
• Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
• Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
• Guru memberikan tugas rumah berupa melakukan survey dilingkungan sekitar yang berhubungan dengan pemanfaatan bioteknologi konvensional dan laporkan hasilnya


PERTEMUAN KEDUA

a. Kegiatan Pendahuluan
• Motivasi dan apersepsi
- Apakah keuntungan bercocok tanam secara hidroponik?
- Apa yang kalian ketahui tentang rekayasa genetika?
• Prasyarat pengetahuan
- Apakah yang dimaksud dengan hidroponik?
- Bagaimana cara melakukan rekayasa genetika?

b. Kegiatan Inti
• Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
• Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian kultur jaringan.
• Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai langkah-langkah untuk membiakkan tanaman dengan kultur jaringan.
• Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan kentungan membiakkan tanaman dengan kultur jaringan.
• Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan perbedaan hidroponik dan aeroponik.
• Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan keuntungan bercocok tanam secara hidroponik.
• Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.
• Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.
• Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian rekayasa genetika.
• Peserta didik memperhatikan beberapa contoh produk rekayasa genetika yang disampaikan oleh guru.
• Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan dampak (positif dan negatif) penerapan bioteknologi.
• Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.
• Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.

c. Kegiatan Penutup
• Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
• Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
• Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.


E. Sumber Belajar
a. Buku IPA Terpadu Jl.3A (Esis) halaman 153-170
b. Buku IPA Terpadu Kelas IX (Yudhistira) halaman 71-81
c. Lingkungan
d. Alat dan bahan praktikum




F. Penilaian Hasil Belajar

Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Instrumen/ Soal
• Mendefinisikan pengertian bioteknologi







• Mendeskripsikan keuntungan pemanfaatan bioteknologi dalam produksi pangan

• Mendata produk-produk bioteknologi konvensional dan modern di lingkungan sekitarnya


• Membuat produk bioteknologi sederhana yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari (membuat tempe, fermentasi sari buah, penanaman secara hidroponik dan aeroponik)
• Tes tertulis








• Tes tertulis





• Penugasan






• Tes unjuk kerja • Esai








• Esai





• Tugas proyek





• Cek klis prosedur kerja 1. Apa yang dimaksud dengan bioteknologi?
2. Jelaskan perbedaan antara bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern?
3. Tuliskan contoh masing-masing tiga produk bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern?

• Kemukakan minimal dua keuntungan pemanfaatan bioteknologi dalam produksi pangan!


• Lakukanlah survey dilingkungan sekitar yang berhubungan dengan pemanfaatan bioteknologi konvensional dan modern laporkan hasilnya

• Eksperimen cara pembuatan tapai singkong (terlampir kegiatan 2.6 h.75)



Jambi, September 2012
Mengetahui
Kepala MTs PKP Al-Hidayah Guru Mata Pelajaran IPA




Misbahul Waton, Lc Hevni Siska Maryantama, S.Pd

KISI-KISI SOAL


No. Standard Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Aspek Kognitif Jumlah Soal
C1 C2 C3
1 2 . Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup 2.4 Mendeskripsikan penerapan bioteknologi dalam mendukung kelangsungan hidup manusia melalui produksi pangan • Mendefinisikan pengertian bioteknologi


• Mendeskripsikan keuntungan pemanfaatan bioteknologi dalam produksi pangan

1(I) 2(I)
3(I)

4(I)
3 butir

1 butir



SOAL LATIHAN

ESAI

1. Apa yang dimaksud dengan bioteknologi? (skor: 2 point)
2. Jelaskan perbedaan antara bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern? (skor: 3 point)
3. Tuliskan contoh masing-masing tiga produk bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern? (skor: 2 point)
4. Kemukakan minimal dua keuntungan pemanfaatan bioteknologi dalam produksi pangan! (skor: 3 point)

KUNCI JAWABAN

1. Bioteknologi adalah ilmu terapan yang mempelajari prinsip-prinsip ilmiah dengan menggunakan mikroorganisme atau bagian organisme untuk menghasilkan suatu produk yang digunakan untuk kepentingan manusia.

Kriteria penilaian:
 Nilai 2 : Jika jawaban sesuai dengan kunci jawaban
 Nilai 1 : Jika jawaban hampir sesuai dengan kunci jawaban
 Nilai 0,5 : Jika jawaban kurang sesuai dengan kunci jawaban
 Nilai 0 : jika jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban

2. Bioteknologi Konvensional
• Menggunakan alat dan cara yang sederhana
• Produk yang dihasilkan tidak dalam jumlah besar
• Hanya menggunakan mikroorganisme, seperti: jamur dan bakteri
Bioteknologi Modern
• Menggunkan alat dan cara yang canggih/modern
• Produk yang dihasilkan dalam jumlah besar
• Selain menggunakan mikroorganisme juga menggunakan bagian tubuh organisme seperti tumbuhan dan hewan.

Kriteria penilaian:
 Nilai 3 : Jika menjawab 3 perbedaan
 Nilai 2 : Jika menjawab 2 perbedaan
 Nilai 1 : Jika menjawab 1 perbedaan
 Nilai 0 : jika jawaban tidak sesuai kunci jawaban

3. Contoh produk bioteknologi konvensional:
• Tempe
• Tape
• Kecap
Contoh produk bioteknologi modern:
• Vaksin
• Antibiotik
• Pembasmi hama tanaman

Kriteria penilaian:
 Nilai 2 : Jika menjawab 3 contoh konvensioal dan 3 contoh modern
 Nilai 1 : Jika menjawab 2 contoh konvensional dan 2 contoh modern
 Nilai 0,5 : Jika menjawab 1 contoh konvensional dan 1 contoh modern
 Nilai 0 : jika jawaban tidak sesuai kunci jawaban

4. Keuntungan pemanfaatan bioteknologi:
a. Dengan teknik rekayasa genetika diharapkan menghasilkan produk pangan yang lebih berkualitas
b. Dengan teknik teknologi reproduksi diharapkan dapat mengatasi kekurangan pangan

Kriteria penilaian:
 Nilai 3 : Jika menjawab 2 keuntungan
 Nilai 1,5 : Jika menjawab 1 keuntungan
 Nilai 0 : jika jawaban tidak sesuai kunci jawaban
































Instrumen Penilaian Kinerja
Praktikum Membuat Produk Bioteknologi Sederhana
(Membuat Tape Singkong)

Mata Pelajaran : IPA TERPADU
Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit
Nama Guru : Hevni Siska Maryantama, S.Pd
Kelompok/ Nama Siswa : .......................
Kelas : IX (Sembilan) MTs

Petunjuk !
Berilah tanda check list (√), dengan ketentuan:
Skor 5 : cara melakukan aspek keterampilan sangat tepat
Skor 4 : cara melakukan aspek keterampilan tepat
Skor 3 : cara melakukan aspek keterampilan agak tepat
Skor 2 : cara melakukan aspek keterampilan tidak tepat
Skor 1 : cara melakukan aspek keterampilan sangat tidak tepat

No Aspek Keterampilan Skor
A PERSIAPAN 1 2 3 4 5
1. Membaca panduan percobaan
2. Mengecek kesesuaian alat dan bahan yang disiapkan di meja dengan yang ada di buku panduan
3. Menyiapakan kertas untuk mencatat percobaan
B KEGIATAN PENDAHULUAN
4. Cara menimbang massa singkong yang akan dibutuhkan
5. Mencatat massa singkong dalam tabel dan menulis satuannya
6. Cara memotong singkong
7. Mencatat berapa potong singkong yang dihasilkan
C KEGIATAN PERCOBAAN
8. Cara menaburkan ragi/khamir ke singkong dan mengaduknya sampai rata
9. Mencatat berapa banyak ragi/khamir yang dibutuhkan
10. Cara menyusun singkong yang telah dilumuri ragi/khamir ke dalam wadah yang telah dilapisi daun pisang
11. Cara mebungkus dan menutup dengan kain pembungkus
12. Mencatat keadaan awal setelah singkong diberi ragi/khamir
13. Cara menyimpan singkong yang telah dibungkus
14. Mengukur dan mencatat suhu disekitar ruangan penyimpanan
D KEGIATAN AKHIR
15. Membersihkan alat-alat praktikum dan meletakkan pada tempatnya
16. Mengecek kembali hasil-hasil pengamatan dan pengukuran

17. Menganalisa hasil akhir dari pembuatan tape singkong
18. Membuat kesimpulan yang sesuai dengan hasil praktikum dan menjawab pertanyaan pascapraktikum (dalam lembar kegiatan 2.6)
Skor Perolehan


Penentuan nilai peserta didik, dirumuskan:

Skor Perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal

Keterangan :
a. Jumlah aspek keterampilan (18)
b. Rentang skor tiap aspek keterampilan (1 sampai dengan 5)
c. Skor perolehan: Jumlah skor perolehan peserta tes pada 18 aspek keterampilan
d. Skor maksimal: jumlah aspek keterampilan dikali banyakya jumlah skor penilaian atau (18 x 5) = 90

Dengan kriteria penilaian:
• Nilai 81-90 = Amat Baik
• Nilai 71-80 = Baik
• Nilai 61-70 = Sedang
• Nilai 51-60 = Kurang
• Nilai ≤ 50 = Sangat Kurang













Instrumen Penilaian Proyek

Mata Pelajaran : IPA TERPADU
Nama Proyek : Survei Lapangan atau mencari berbagai literatur (koran, majalah, internet) Contoh Pemanfaatan Bioteknologi Konvensional dan Bioteknologi Modern
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Nama Guru : Hevni Siska Maryantama, S.Pd
Nama Siswa : ...............................................
Kelas : IX (Sembilan)

No Aspek Skor (1 – 5)
1 Perencanaan:
a. Persiapan
b. Rumusan Judul
2 Pelaksanaan
a. Sistematika Penulisan
b. Keakuratan Sumber Data/Informasi
c. Kuantitas Sumber Data
d. Analisis Data
e. Penarikan Kesimpulan
3 Laporan Proyek
a. Performans
b. Presentasi/Penguasaan
Total Skor
Dengan Ketentuan:
• Skor 5 : aspek keterampilan sangat lengkap dan sangat tepat
• Skor 4 : aspek keterampilan lengkap dan tepat
• Skor 3 : aspek keterampilan agak lengkap dan agak tepat
• Skor 2 : aspek keterampilan tidak lengkap dan tidak tepat
• Skor 1: aspek keterampilan sangat tidak lengkap dan sangat tidak tepat

Penentuan nilai peserta didik, dirumuskan:

Skor Perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal
Keterangan :
a. Jumlah aspek keterampilan (9)
b. Rentang skor tiap aspek ketrampilan (1 sampai dengan 5)
c. Skor perolehan: Jumlah skor perolehan peserta tes pada 9 aspek keterampilan
d. Skor maksimal: Jumlah aspek keterampilan dikali banyakya jumlah skor penilaian atau (9 x 5) = 45
Penilaian:
• Nilai 40-45 = Amat Baik
• Nilai 35-39 = Baik
• Nilai 20-34 = Sedang
• Nilai 15-19 = Kurang
• Nilai ≤ 14 = Sangat Kurang
Instrumen Penilaian Afektif (Sikap)

Instrumen Penilaian Afektif (sikap) dalam Praktek IPA (pembuatan tape singkong)

No Nama Siswa Sikap/Perilaku Yang Dinilai Nilai Ket.
Bekerja
Sistematis Bekerja Sama Penuh
Perhatian/Fokus Terlibat Aktif
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Catatan:

a. Kelompok perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut:
1 = Sangat kurang
2 = Kurang
3 = Sedang
4 = Baik
5 = Amat Baik

b. Nilai merupakan jumlah dari skor-skor tiap indikator perilaku

c. Keterangan diisi dengan kriteria sebagai berikut:
Nilai 18 – 20 = Amat Baik
Nilai 14 – 17 = Baik
Nilai 10 – 13 = Sedang
Nilai 6 – 9 = Kurang
Nilai 0 – 5 = Sangat Kurang


Rabu, 14 November 2012

Translit Bahan Diskusi Penilaian Otentik

TUGAS PENILAIAN OTENTIK “CLASSROOM ASSESSMENT OF REASONING STRATEGIES” DOSEN PENGAMPU: Dr. Rer. Nat. Rayandra Asyhar, M.Si Dr. Syamsurizal, M.Si Dr. Risnita, M.Pd DISUSUN OLEH: Hevni Siska Maryantama, S.Pd A2F011041 MEGISTER PENDIDIKAN IPA PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS JAMBI 2012 PENILAIAN KELAS DENGAN STRATEGI PENALARAN PENDAHULUAN Bagian paling penting dalam upaya reformasi pendidikan di kurikulum, pengajaran, dan penilaian adalah prinsip-prinsip konstruktivitas, pembelajaran yang berpusat pada makna: yaitu konteks pembelajaran yang sesungguhnya, berpusat pada siswa dan berbasis proyek, dan penyelidikan mendalam terhadap materi yang menantang. Praktek kelas yang efektif menempatkan guru pada peran sebagai pelatih, fasilitator, dan pemandu, bukan sebagai pemimpin, dosen, dan sumber dari semua pengetahuan. Dengan pergeseran paradigma pada prinsip-prinsip konstruktivis, ditambah dengan pengenalan yang meluas terhadap pengetahuan, maka tidak mengherankan bahwa fokus pendidikan telah bergeser dari menerima pengetahuan menjadi membangkitkan strategi penalaran. Dalam bab ini, kita akan mengatasi tantangan utama yang dihadapi guru kelas: bagaimana menggunakan secara sistematis, metode untuk memantau dan menilai pertumbuhan strategi penalaran siswa mereka. Kami memanfaatkan pengalaman yang kami miliki lebih dari 10 tahun terakhir dengan program yang dirancang untuk meningkatkan berpikir tingkat tinggi. Banyak contoh kami berasal dari Program Membaca dan Berpikir Multikultural (McRAT), sebuah program seluruh negara bagian yang didukung oleh Departemen Pendidikan Arkansas (Quellmalz& Hoskyn, 1988). Kami mengatur bab ini menjadi tujuh bagian: (1) gambaran singkat mengenai beberapa kerangka kerja untuk karakteristik strategi penalaran, (2) aplikasi dari kerangka yang kita gunakan, (3) pedoman umum untuk pengukuran strategi penalaran, (4) contoh-contoh kelas penilaian penalaran siswa, (5) pedoman untuk menyediakan pengembangan profesional dan dukungan ke sekolah-sekolah, (6) pendekatan untuk mengevaluasi aktivitas berpikir, dan (7) melihat ke arah di mana teknologi dapat mendukung penilaian strategi penalaran. BEBERAPA KONSEP UMUM PEMECAHAN MASALAH DAN BERPIKIR KRITIS Disiplin psikologi dan filsafat telah memberikan kontribusi dasar paradigma pemecahan masalah dan berpikir kritis. Psikolog mempelajari teori yang mendasari individu saat mereka terlibat dalam proses menerapkan strategi penalaran untuk mengatasi masalah akademik, masalah praktis, atau masalah baru. Filsuf berfokus pada ciri dan hasil dari berpikir kritis. Penelitian psikologis pada pemecahan masalah telah mengungkapkan bahwa teori proses analisis, perbandingan, induksi, dan deduksi disebut sebagai identitas sifat dari masalah individu, mengakses informasi yang tepat, menghubungkan dan menggunakan informasi untuk memecahkan masalah, dan mengevaluasi keberhasilan mereka. Model pemecahan masalah ini yang tampaknya menyamaratakan baik untuk penyelesaian masalah maupun untuk bidang spesifik tugas (Bransford & Stein, 1984; Chi, Glaser, & Rees, 1982; Newell & Simon, 1976). Di bidang filsafat, John Dewey mendefinisikan pemikir reflektif sebagai orang yang hati-hati dan terus-menerus menguji tindakan, usulan, atau keyakinan dan menggunakan pengetahuan untuk menguji konsekuensi dan solusi yang mungkin (Dewey, 1933). Robert Ennis telah mengklasifikasikan berpikir kritis ke dalam kelompok keterampilan yang melibatkan klarifikasi isu-isu dan istilah, mengidentifikasi komponen argumen, menilai kredibilitas suatu bukti, menggunakan penalaran induktif dan deduktif, menangani kesalahan-kesalahan argumen, dan membuat penilaian. Ennis mendefinisikan berpikir kritis sebagai berpikir wajar dan berpikir reflektif yang berfokus pada memutuskan apa yang harus dipercaya dan dilakukan. (Ennis, 1987). Pandangan mendasar dari penalaran telah diterapkan dalam praktik pendidikan. Sebagai contoh, taksonomi Bloom dikembangkan untuk menempatkan tes item dan objektif menjadi sebuah hirarki (Bloom, 1971). Polya mengajukan sebuah model konseptual pemecahan masalah dalam matematika yang banyak digunakan dalam kurikulum matematika. Ia mengusulkan empat tahap dimana pemecah masalah memulai dengan memahami masalah, kemudian pindah ke merancang rencana, melaksanakan rencana, dan akhirnya, melihat kembali dan memperluas masalah untuk konteks lain (Polya, 1957). Resnick dan Klopfer (1989) mengusulkan "kurikulum berpikir" di mana konsep-konsep secara terus-menerus berkembang dalam konteks penalaran dan pemecahan masalah. Kedua filsafat dan psikologi, terlepas dari terminologi yang digunakan, tampaknya referensi dasar yang mendasari kognitif dan meta-kognitif bahwa siswa harus menggunakan penalaran untuk membangun struktur pengetahuan baru. KERANGKA STRATEGI PENALARAN Jika kita berharap untuk mengajar siswa untuk mengembangkan strategi penalaran umum dan khusus, kita harus menyediakan kerangka kerja yang koheren yang akan membantu mereka memahami bagaimana strategi umum dan khusus ini saling berhubungan satu sama lain dan bagaimana mereka dapat digunakan untuk mengemban tugas-tugas akademik dan praktik. Sebuah kerangka kerja untuk menilai penalaran di dalam kelas harus memenuhi kriteria berikut: • Merupakan strategi umum untuk berbagai konseptualisasi berpikir kritis dan pemecahan masalah yang diusulkan oleh psikolog terkemuka, filsuf, dan pendidik. • Strategi tersebut memiliki aplikasi yang jelas untuk situasi akademik, dan praktik. • Merupakan sejumlah strategi yang dapat diatur. • Strategi disebut dengan istilah yang dapat dipahami dengan jelasoleh siswa dan orang awam. • Strategi dapat ditempatkan dalam kerangka koheren (Quellmalz, 1985). Bab ini menyajikan kerangka strategi penalaran yang telah digunakankan selama dekade terakhir dalam serangkaian kurikulum dan program penilaian (Quellmalz, 1987; 1991). Kerangka kerja ini berfungsi sebagai heuristik untuk perencanaan dan pelaksanaan program tersebut. Gambar 1 menyajikan definisi penalaran yang menggabungkan penelitian berbasis pemecahan masalah proses kognitif dan meta-kognitif diidentifikasi dalam penelitian psikologis dengan analisis konseptual penalaran logis formal dan informal diusulkan dalam paradigma berpikir kritis oleh para filsuf. Penelitian dari psikologi kognitif menekankan tujuan-diarahkan pada pemecahan masalah dan penalaran yang berkelanjutan secara signifikan kompleks. Model filsuf menambah kriteria untuk menilai jika alasan adalah sah dan baik. Strategi penalaran melibatkan penyebaran kognitif dasar dan strategi meta-kognitif/self monitoring untuk memecahkan masalah atau menyelesaikan tugas. Strategi penalaran terjadi ketika siswa terlibat dalam tujuan, memperluas gagasan pada waktu mereka: • menganalisis masalah atau komponen penting tugas dan istilah. • membandingkan tugas atau jenis masalah atau skema yang telah mereka bahas sebelumnya. • memetik dan menghubungkan informasi yang relevan dan solusi. • mengawasi dan mengevaluasi kecukupan informasi dan prosedur untuk menarik kesimpulan dan/atau memecahkan masalah. Strategi kognitif dasar dan meta-kognitif yang paling sering diidentifikasi adalah: Strategi kognitif Strategi meta-kognitif Analisis Rencana Perbandingan Konsep dan percobaan Menyimpulkan, menafsirkan, menerapkan Memonitor dan merevisi Evaluasi Evaluasi dan refleksi GAMBAR 1 Definisi strategi penalaran Setiap strategi kognitif merupakan cara dasar memproses dan menggunakan informasi: 1. Analisis dilakukan dengan membagi keseluruhan menjadi elemen-elemen khusus dan memahami hubungan antarbagian. 2. Perbandingan melibatkan mengidentifikasi persamaan dan perbedaan dan memahaminya secara keseluruhan. 3. Kesimpulan dan interpretasi melibatkan penggunaan berbagai bentuk penalaran induktif dan deduktif, mencakup aplikasi aturan atau heuristik untuk mencapai kesimpulan ataumemecahkan masalah. 4. Evaluasi mencakup membuat penilaian mengenai apa yang harus dipercaya atau dilakukan berdasarkan kriteria eksplisit dan bukti pendukung. Strategi meta-kognitif didefinisikan sebagai kesadaran diri, cara-cara yang disengaja individu terampil menyebarkan dan memantau strategi penalaran mereka selama masalah dimulai, diusahakan, dipecahkan, dan direfleksikan. Strategi meta-kognitif tidak digunakan dalam urutan tertentu, mereka digunakan secara berulang sebagai strategi untuk menemukan tujuan atau memecahkan masalah. Secara khas, pemecah masalah yang efektif menyadari dan dapat menjelaskan apa yang mereka niatkan untuk dilakukan, apa yang mereka lakukan, bagaimana strategi bekerja, jika strategi mencapai tujuan, dan jika pendekatan itu akan menjadi cara yang efektif untuk mengatasi masalah yang sama di masa depan. 1. Perencanaan melibatkan analisis masalah, perbandingan elemen-elemennyamasalah yang dialami sebelumnya dan identifikasi strategi yang cocok dan berpotensi untuk mengatasi masalah. 2. Mengkonsep dan mencoba secara khas melibatkan serangkaian upaya untuk menerapkan strategi untuk memecahkan masalah atau memenuhi tugas. 3. Memantau dan merevisi adalah pemeriksaan sementara dan penyesuaian untuk melihat apakah sebagian tujuan tercapai dan apakah strategi usaha telahmendekati solusi. 4. Evaluasi dan refleksi mencakup melihat kembali kecukupan solusi untuk masalah tertentu atau tugas baik penilaian diri maupun efisiensi dan efektivitas strategi atau pendekatan yang digunakan. Strategi kognitif dan meta-kognitif ini adalah pokok dasar, pengulangan bentuk penalaran yang digunakan untuk mengatasi masalah penting, otentik, dan kompleks dalam disiplin ilmu akademik dan situasi praktis. Strategi telah diidentifikasi dalam studi tentang kinerja individu terampil dan ahli di berbagai daerah. Individu tidak terampil, di sisi lain, sering tidak menggunakan strategi penalaran. Selain itu, mereka mungkin tidak menyadari bagaimana untuk memantau kemajuan mereka sendiri, mengidentifikasi kesulitan, atau mengaktifkan strategi alternatif. CONTOH STRATEGI PENALARAN DALAM BIDANG MATERI DAN DALAM SITUASI PRAKTIK Empat kategori dari strategi penalaran merupakan dasar "cara untuk mengetahui" dalam bidang pokok akademik dan juga dalam kehidupan sehari-hari. Tabel 1 menyajikan beberapa contoh familiar, kegiatan penalaran penting dalam bidang tersebut. Sebagai contoh, analisis elemen-elemen utama dari setiap cerita apapun, alur, karakter, pengaturan, dan tema adalah faktor utama dalam memahami dan menghargai narasi yang digambarkan dalam novel, di televisi, atau di film. Dalam ilmu sosial, banyak diskusi terkini atau peristiwa sejarah dimulai dengan analisis unsur penting tentang politik, ekonomi, dan sosial dari peristiwa-peristiwa tersebut. Dalam situasi praktis, analisis fitur penting dari suatu produk adalah komponen kunci dari berbelanja dan membeli. Membandingkan adalah kegiatan mendasar dalam menghargai perbedaan budaya atau periode sejarah atau dalam melacak perubahan iklim atau catatan fosil. Perbandingan belanja adalah kegiatan utama dalam budaya paling kontemporer. Interpretasi literatur, penerapan dari strategi pemecahan masalah, memprediksitren, atau menguji hipotesis adalah bentuk-bentuk pokok penyelidikan. Evaluasi adalah menentukan nilai dan kualitas, menggunakan kriteria dan standar untuk menilai keunggulan dan menginformasikan keputusan tentang apa yang harus dipercaya dan dilakukan. Strategi meta-kognitif juga menjadi tujuan dalam pengajaran akademik. Penelitian penulis terampil, misalnya menjelaskan efektivitas penulisan proses seperti perencanaan,penyusunan, dan merevisi. Penelitian telah mengungkapkan perbedaan dalam strategi meta-kognitif yang digunakan oleh pembaca dewasa dan belum dewasa sebelum, selama, dan setelah membaca. Sebelum membaca, pembaca dewasa memahami tugas dan menetapkan tujuan, mengingat pengetahuan sebelumnya, dan memilih strategi yang tepat. Sebaliknya, pembaca yang buruk mulai membaca tanpa mengetahui mengapa, tanpa persiapan, dan tanpa mempertimbangkan bagaimana pendekatan materi. Selama membaca, pembaca yang baik memfokuskan perhatian mereka, memantau pemahaman mereka, memperbaiki strategi ketika kurangnya pemahaman terjadi, dan menggunakan susunan teks untuk membantu pemahaman. Pembaca tidak terampil, di sisi lain, mudah terganggu, tidak tahu yang mereka lakukan, tidak mengerti, membaca untuk menambah, bukan mengintegrasikan informasi baru (Wisconsin Departemen Instruksi Publik, 1988). Strategi meta-kognitif juga merupakan fitur kunci dari model konseptual Polya untuk pemecahan masalah (Polya, 1957). Polya mengusulkan empat tahapan: (1) memahami masalah, ketika siswa menganalisis unsur-unsur masalah,informasi yang dibutuhkan dan diberikan, dan mengajukan perkiraan tentang solusi; (2) menyusun rencana, ketika siswa mempertimbangkan jika suatu masalah mirip dengan yang dipecahkan sebelumnya (membandingkan) dan mempertimbangkan apa strategi pemecahan masalah seperti diagram, manipulatif, atau melihat pola mungkin bisa membantu; (3) melaksanakan rencana tersebut, ketika siswa melaksanakan rencana tersebut dan mencoba strategi alternatif, (4) melihat ke belakang dan memperluas, ketika siswa mengevaluasi apakah jawaban mereka masuk akal, menutup dengan perkiraan, atau bisa saja diselesaikan dengan cara lain. IMPLIKASI PENILAIAN Setelah kerangka penalaran dengan sejumlah strategi untuk mengajar dan menilai di identifikasi, guru perlu menentukan jenis aktivitas pelajaran dan penilaian terkait tugas yang akan membutuhkan penggunaan strategi. Kami membuat rekomendasi berikut untuk desain penilaian strategi penalaran: 1. Sajian/tampilan masalah atau tugas pada presentasi penting, mengulang permasalahan atau kegiatan. Dalam bidang pelajaran, ini akan menjadi item dan penilaian tugas-tugas yang akanmeminta pemahaman dan penafsiran literatur,sejarah dan peristiwa kontemporer, kehidupan dan ilmufisika, penggunaan matematika dan pemecahan masalah. Contoh-contoh pada Tabel 1 dan standar isi yang diusulkan untuk bidang studi akademik menawarkan beberapa kemungkinan. 2. Tekankan tujuan, mendukung penalaran yang memerlukan integrasi strategi penalaran lebih dari pada demonstrasi diskrit, membatasi keterampilan. Kompleks pertanyaan mungkin meminta analisis dan evaluasi teks dari pada identifikasi satu ide atau elemen. Tugas-tugas matematika bisa menanyakan pemecahan masalah bukan perhitungan yang tidak berhubungan. 3. Kembangkan penilaian tugas yang memungkinkan banyak penafsiran atau solusi, bukan hanya satu jawaban yang tepat. Dalam matematika, permasalahan yang tidak biasa akan memungkinkan banyak pendekatan dan solusi. Permasalahan ilmu sosial sebaiknya memungkinkan pendapat alternatif dari sudut pandang lain dan kesimpulan. 4. Sajikan format yang membuat siswa memberikan penjelasan dan demonstrasi dari proses penyelidikan, tidak hanya jawabannya. Ketika siswa menunjukkan pekerjaan mereka dan menjelaskan alasan mereka, guru dapat menilai kekuatan dan kelemahan mereka. 5. Sajian/tampilan penilaian tugas dan masalah yang dipresentasikan pada jarak yang digeneralisasi dan tranfer. Tujuan ini untuk membangun kapasitas, jadi penilaian harus diaplikasikan dengan tepat untuk mengulang masalah sebelumnya. 6. Menilai strategi penalaran secara langsung, bukan sebagai komponen yang tidak dibedakan dari solusi yang lebih kompleks. Dengan menilai kinerja pada tugas yang "dapat diterima" tidak akan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari penalaran atau pengetahuan materi. 7. Menilai strategi meta-kognitif untuk merencanakan, revisi, dan penilaian diri. Jika menjadi strategi yang efektif, guru sebaiknya mempertimbangkan dan menilai strategi ini. Pendekatan Penilaian yang Umum Penilaian kelas dapat dirancang untuk melayani tujuan yang berbeda, dari pertanggungjawaban hingga pemantauan terus-menerus. Penilaian boleh jadi formal, tes tertulis dan penilaian kinerja tugas formal atau nonformal, mengecek kemajuan yang mengandalkan pertanyaan guru, observasi, catatan berjalan, atau penilaian catatan portofolio dan kemajuan belajar. Perbedaan dibuat antara pendekatan penilaian yaitu tuntutan, kurikulum, berbasis portofolio, atau pameran. Penilaian tuntutan cenderung formal dan jarang digunakan sebagai evaluasi sumatif dari tahun pelajaran. Seringkali ,penilaian tuntutan adalah untuk tujuan akun tabilitas dan mungkin tidak dikembangkan di sekolah. Penilaian tertulis yang diatur setiap tahun oleh negara adalah contoh dari penilaian tuntutan (di negara kita: UN). Dalam program McRAT, siswa menulis esai sebelum dan sesudah pembelajaran yang membutuhkan analisis, perbandingan, penarikan kesimpulan, atau evaluasi. Dalam penilaian ini, siswa membaca sebuah cerita, menganalisis unsur-unsurnya, membandingkan unsur yang ditentukan (misalnya, karakter), mengembangkan kesimpulan atau menafsirkan (misalnya, sifat karakter, tema), dan mengevaluasi masalah. Penilaian kurikulum tertanam (curriculum-embedded) cenderung terjadi selama atau pada akhir pembelajaran. Mereka dimaksudkan untuk menghubungkan erat dengan pengajaran dan sering dirancang oleh guru di sekolah. Sebagai contoh, sepanjang pelajaran revolusi industri, siswa di kelas sejarah SMA diminta untuk mencatat bukti dan alasan untuk mendukung apakah Carnegies dan Rockefellers adalah tokoh/pemimpin industri atau perampok-gula. Tugas akhir siswa adalah menulis sebuah esai yang mendukung posisi mereka. Dalam kelas McRAT kelas enam, siswa diminta untuk menulis sebuah esai mengevaluasi manfaat dan kesulitan menjadi seorang imigran di Amerika Serikat. Penilaian portofolio menilai contoh pekerjaan siswa yang dihasilkan dalam perjalanan proyek atau pembelajaran atau untuk keseluruhan satu tahun sekolah. Penilaian portofolio sering dibuat oleh guru dan siswa di kelas yang menggunakan portofolio. Dalam pelajaran kelas empat di California Gold Rush, misalnya, seorang siswa peserta portofolio menaksir grafik analisis fisika, ekonomi, sosial, dan kondisi psikologis yang dialami oleh Forty-Niners. Catatan lain yang dinilai adalah grafik yang membandingkan kondisi sebelum dan sesudah Forty-Niners datang ke California. Puncak catatan portofolio adalah sebuah esai yang mengevaluasi apakah kesulitan Forty-Niners dalam bertahan adalah perolehan yang cukup baik. Di Alaska, Sekolah District Juneau telah mengembangkan kelas portofolio bahasa seni pertama yang mengumpulkan contoh bacaan (Satu per tiga bulan) disertai dengan "lembar catatan membaca," sebuah survei sikap membaca,dua contoh tulisan per tiga bulan, sebuah daftar keterampilan berbicara-mendengarkan (satu per tiga bulan), pengamatan guru, kaset perekam bahasa lisan, daftar perkembangan ejaan, buku harian membaca, dan gambar dan ilustrasi (satu per tiga bulan) yang dipilih oleh siswa. Format Penilaian Guru kelas dapat meminta bantuan sejumlah format penilaian untuk mengukur kemajuan siswa. Guru dapat menggunakan format memilih-jawaban seperti pilihan berganda, benar-salah, dan mencocokkan. Format memilih-jawaban cenderung mengajukan pertanyaan atau masalah dalam lingkup terbatas dan memiliki satu jawaban yang tepat. Keuntungan mereka adalah bahwa mereka dapat menilai secara efisien garis besar fakta pengetahuan seperti tahapan fotosintesis dan respirasi atau nama-nama organ dalam. Format memilih-jawaban juga dapat menilai penalaran jika referensi pertanyaan terbatas pada informasi yang mendukung dengan jelas yang menentukan jawaban. Pengembang item pilihan jawaban yang bermaksud untuk mengukur penalaran harus menegaskan bahwa jawaban harus dicari tahu oleh siswa dan tidak hanya memerlukan penarikan kembali informasi yang diberikan dalam materi yang dipelajari. Dengan demikian, pertanyaan menanyakan bagaimana hak asasi manusia dibandingkan dengan hak-hak hukum tidak akan memerlukan penalaran komparatif jika perbandingan itu dijelaskan dalam buku teks sehingga siswa hanya perlu mengingat orang lain yang berpikir. Format terbuka meminta siswa untuk mengkonsep jawaban dengan panjang lebar, dari jawaban singkat menjadi esai. Format terbuka memungkinkan untuk beberapa tanggapan atau interpretasi yang benar. Format terbuka juga dapat meminta penjelasan penalaran. Karena jawaban akan bervariasi, kriteria untuk jawaban yang diterima harus ditentukan dan diterapkan secara konsisten oleh penilai (guru, siswa, dan lainnya). Dalam program McRAT, siswa sering menduga sifat karakter. Dalam salah satu kelas McRAT, siswa diminta untuk menyimpulkan ciri-ciri karakter yang membantu Karanadi Pulau Blue Dolphins untuk dapat bertahan hidup. Penilaian kinerja cenderung mengajukan masalah yang kompleks, proyek, atau penyelidikan yang memerlukan siswa untuk terlibat dalam penalaran yang membangun solusi dan penjelasan. Penilaian kinerja mungkin memperoleh tanggapan siswa dalam bentuk esai tertulis, gambar atau tampilan visual, presentasi lisan, atau demonstrasi multimedia dan pertunjukan. Guru dapat menilai perilaku siswa dan hasil kerja siswa dalam mengerjakan tugas atau proyek. Rencana pengamatan, pertanyaan lisan, dan catatan berjalan telah digunakan untuk merekam perilaku siswa secara sistematis. Baik perilaku maupun kerja siswa perlu dinilai dengan menerapkan kriteria spesifik atau pedoman yang merekomendasikan ciri/keunggulan dan tingkat kualitas tanggapan yang diinginkan. Dalam kelas matematika, siswa McRAT diminta untuk menyimpulkan karakteristik "tipikal siswa kelas tujuh" dengan mengembangkan, menganalisis dan menginterpretasi survei yang dilakukan pada semua siswa kelas tujuh di sekolah. Siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan,dan melaporkan temuan mereka. Hal ini dilanjutkan dengan evaluasi efektivitas survei tersebut. Sepanjang proyek, guru menilai pekerjaan dan melibatkan siswa dalam mengevaluasi kerja mereka sendiri. Sesuai dengan gerakan menuju penekanan kedalaman memahami lebih luasnya cakupan, penilaian terbuka dan berbasis kinerja cenderung disukai untuk menilai strategi penalaran. Banyak metode yang mungkin menyediakan berbagai petunjuk untuk menilai kemajuan siswa dalam mengembangkan strategi penalaran serta keterampilan dasar yang mendukung mereka. MENGEMBANGKAN PENILAIAN KELAS UNTUK STRATEGI PENALARAN Perencanaan Penilaian Kelas Strategi penalaran harus diintegrasikan ke dalam tujuan jangka panjang program pembelajaran. Resnick dan Klopfer (1989) menegaskan bahwa, dalam kurikulum berpikir,"Tidak ada pilihan antara penekanan konten dan penekanan keterampilan berpikir. Tidak ada salah satu yang lebih baik tanpa yang lain"(Resnick & Klopfer,1989, hal. 10). Untuk menilai kemajuan siswa, guru harus bekerja sama untuk mengembangkan rencana untuk menilai tujuan kurikulum. Tim guru dapat menyediakan standar umum untuk tingkatan kelas mereka dan berkolaborasi dalam mendesain dan mengembangkan penilaian yang akan mereka menggunakan dalam kelas. Tim guru juga dapat bekerja sama untuk mempertimbangkan dengan konsisten kualitas contoh pekerjaan siswa, menganalisis hasil penilaian, dan mempertimbangkan implikasinya untuk pembelajaran. Sebaiknya tim guru memulai dengan mengembangkan perencanaan untuk pelajaran yang sudah lazim diajarkan setiap tahun. Mungkin pada cerita, struktur rangka, atau gerakan barat. Contoh perencanaan meliputi mengingat kembali masing-masing empat strategi penalaran: menganalisa, membandingkan, menyimpulkan dan menafsirkan, dan mengevaluasi. Format penilaian yaitu memilih jawaban, pertanyaan terbuka, pertanyaan dan pengamatan guru, dan penilaian kinerja. Tim guru mungkin mulai dengan membuat daftar materipokok yang dibahas dalam pelajaran. Materi pokok dalam sebuah pelajaran cerita, misalnya, mungkin unsur cerita (alur, karakter, setting, dan tema). Materi pokok dari pelajaran struktur rangka mungkin tentang struktur tulang dan pergerakan atau fungsinya. Materi pokok dari pelajaran gerakan barat mungkin mengenai kondisi ekonomi, sosial, dan kondisi geografis di Timur dan di Barat. Setelah materi pokok dari pelajaran telah ditetapkan, guru dapat memulai untuk menemukan atau membuat penilaian pertanyaan dan tugas yang akan mengukur penalaran tentang konsep utamanya. Sebaiknya tim guru mulai dengan mencari sumber penilaian yang ada dalam teks-teks, bahan proyek, dan jurnal yang mengandung pertanyaan dan tugas yang dirancang untuk mengukur materi pelajaran. Dengan mengelompokkan penilaian pertanyaan dan tugas-tugas ini ke dalam kategori strategi penalaran, tim guru dapat menentukan apa pertanyaan tambahan dan tugas masih perlu dikembangkan. Kumpulan pertanyaan memilih jawaban dan pertanyaan-pertanyaan terbuka, pertanyaan lisan dan observasi guru dapat menilai komponen strategi dan materi.Lebih dari itu, penilaian kinerja tugas dan proyek yang kompleks dapat menilai integrasi komponen. Pengembangan bagan perencanaan penilaian akan merangsangguru dalam tim untuk menyepakati bagaimana strategi penalaran tentang materi pokok akan diukur. Contoh Penilaian terhadap Strategi Penalaran dan Meta-kognitif Untuk melaksanakan rencana penilaian, tim guru dapat melanjutkan untuk mengembangkan penilaian pertanyaan jika formatnya tidak ditemukan dalam sumber yang tersedia. Di bagian ini, kami menyajikan contoh penilaian yangtelah digunakan untuk menilai langsung strategi penalaran dan meta-kognitif. Analisa Pertanyaan meminta siswa untuk mengidentifikasi ciri khas yang mungkin sederhana seperti "Apa saja bagian-bagian tumbuhan?" "Apa faktor politik, ekonomi, agama, dan budaya yang sedang terjadi di Perancis sebelum Revolusi?"Penilaian penalaran harus meminta siswa untuk menerapkan strategi dalam memecahkan situasi dan masalah sebelumnya. Bahaya tertentu pada analisis pertanyaan adalah bahwa siswa akan diminta untuk mengidentifikasi ciri atau bagian dari sesuatu (misalnya, kupu-kupu, kubus, osmosis, mesin mobil) yangtelah diajarkan kepadamereka, sehingga menyusun pertanyaan menjadi jenis ingatan (mengingat).Penilaian terhadap kemampuan siswa dalam menggunakan strategi penalaran harusmengharuskan siswa melakukan pengetahuan kognitif sendiri, bukan menyajikan kembali materi sebelumnya. Teknik pemetaan visual adalah format khusus yang cocok untuk penilaian kelas penalaran analitis. Garis besar, batas waktu, peta silsilah, diagram, grafik, diagram lingkaran, dan diagram alur adalah alat yang digunakan dalam berbagai bidang untuk menyaring dan mengkomunikasikan ide-ide penting, fitur, dan proses. Peta konsep digunakan untuk menilai luas dan kedalaman materi pelajaran. Format pemetaan dapat digunakan untuk menilai penalaran analitisdan strategi perencanaan meta-kognitif. Kelebihan format pemetaan adalah mereka cenderung kurang mengandalkan kelancaran bahasa dan menulis, sehingga memungkinkan siswa dengan berbagai gaya belajar atau kemampuan bahasa Inggris yang terbata suntuk menunjukkan apa yang mereka ketahui. Dalam kurikulum sastra, peta cerita sering digunakan untuk menilai pemahaman anak-anak terhadap unsur-unsur cerita. Dalam dunia kerja, storyboard digunakanoleh para profesional untuk merencanakan poin-poin utama dari presentasi dan produk multimedia. Esai dan presentasi adalah format penilaian yang dapat memberi sebuah dimensi penalaran analitis yang sering diabaikan, hubungan antar bagian terhadap keseluruhan. Hanya mengidentifikasi bagian-bagian dari sesuatu tidak memberikan bukti bahwa hubungan timbal balik dari bentuk, fungsi, dan arti pentingnya dipahami. Studi literatur atau ekologi, misalnya, stress dipahami sebagai integrasi dan elemen yang saling ketergantungan. Siswa McRAT belajar untuk mengatasi pertanyaan, "jadi apa?" ketika mereka melakukan analisis. Pertanyaan terbuka, esai, format pemetaan, dan kinerja tugas lainnya harus dinilai dengan kriteria eksplisit yang jelas mendefinisikan ciri dari tanggapan yang diinginkan dan kisaran kualitas yang disajikan dalam pekerjaan siswa. DalamProgram McRAT, kami telah mengembangkan kriteria untuk menilai peringkat kualitaspenalaran analitis, komparatif, inferensial, dan evaluatif siswa. Gambar 3 menyajikan dua versi dari panduan rating untuk menilai penalaran analitissatu untuk digunakan oleh guru, yang lain oleh siswa sendiri. Versi siswa melibatkan para siswa dalam pemantauan dan evaluasidiriuntuk kegiatan meta-kognitif. Dalam program McRAT, siswa dapat menggunakan panduan penilaian dalam mengevaluasi kelompok sebaya atau secara independen. Guru dapat mengamati siswa berdiskusi atau mengumpulkan jawaban panduan penilaian yang ditulis siswa atas pertanyaan untuk menilai perkembangan strategi evaluasi diri siswa. Perbandingan Pendidik sering juga mempertimbangkan perbandingan tugas sederhana. Percaya akan itu. Kompleksitas yang dibandingkan dan jumlah fitur yang mereka bandingkan akan menentukan sulitnya tugas perbandingan. Format memilih-jawaban sering menanyakan hanya tentang satu fitur dan apakah sesuatu yang sama atau berbeda pada fitur atau dimensi tersebut. Namun, penilaian kelasdapat menggunakan pencocokan. Format multi-respon memungkinkan siswa untuk memeriksa dari sejumlah fitur adalah sama atau berbeda. Sebagai contoh pertanyaan, "Bagaimana perbedaan indera kelelawar dan kucing? "mungkin bisa menjadi pertanyaan pilihan ganda atau daftar ceklis. Kami telah menemukan bahwa siswa yang lebih muda mempelajari strategi perbandingan paling siap ketika mereka mulai dengan perbandingan fenomena sederhana dari satu atau dua dimensi. Format terbuka memungkinkan identifikasi fitur yang sama atau berbeda dan penjelasan alasan untuk perbedaan dan respon terhadap "Jadi apa?" Pertanyaan perbandingan mungkin bertanya, "Bagaimana perbedaan sebuah artikel berita dan editorial?" "Bagaimana perbedaan pandangan Hamilton dan Jefferson?” “Bagaimana perbedaan gaya/mode Surat dan Monet?" Format pemetaan dapat berguna untuk menilai identifikasi persamaan dan perbedaanyang dilakukan siswa. Gambar 4 menyajikan format yang telah digunakan dalam sejumlah daerah kurikuler. Perbandingan antara dua karakter dikembangkan oleh siswa kelas empat. Diagram perbandingan membantu siswa untuk mengidentifikasi perbedaan dan persamaan serta menyusunnya ke dalam esai. Penilaian kelas untuk strategi perbandingan juga harus mengumpulkan penjelasan darialasan dan signifikansi. Menyimpulkan dan menginterpretasi Strategi menyimpulkan dan menginterpretasi mengharuskan siswa untuk mengumpulkan informasi atau bukti dan menjelaskan bagaimana bukti itu mendukung kesimpulan. Penerapan aturan atau pendekatan pemecahan masalah juga termasuk ke dalam kategori penalaran ini. Menjawab pertanyaan kesimpulan dengan format memilih-jawaban dengan benar perlu hati-hati. Format terbuka dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan siswa melalui proses pengembangan interpretasi dan menggambarkan kesimpulan. Sebagai contoh, siswa bisa diminta untuk menyiapkan daftar kutipan dari sebuah cerita yang akan mendukung interpretasi bahwa mood (suasana hati) menimbulkan rasa senang atau menakutkan. Dalam penyelidikan matematika, siswa mungkin diberikan serangkaian pertanyaan di mana mereka memasukkan data, mengatur dan menyajikannya dalam grafik atau diagram,dan menetapkan kesimpulan atau solusi. Dalam penyelidikan ilmu pengetahuan, siswa mungkin diminta untuk mengembangkan hipotesis, mengumpulkan dan memasukkan data, mengatur dan menafsirkannya, dan menetapkan serta mempertahankan kesimpulan. Gambar 5 menyajikan dua gambar makhluk yang disiapkan sebagai bagian dari presentasi untuk pelajaran sains kelas enam pada materi struktur rangka. Siswa telah mempelajari bentuk dan fungsi tulang selama beberapa minggu. Presentasi mereka adalah menggambar kerangka makhluk yang bisa melakukan hal-hal tertentu. Para siswa menamakan dan membuat presentasi di kelas untuk menjelaskan formasi tulang dan gerakannya. Sekilas, kedua gambar tampak sangat berbeda kualitasnya. Pemeriksaan lebih berfokus pada kriteria untuk membuat kesimpulan yang tepat, namun, mengungkapkan bahwa siswa menghasilkan penggambaran yang kurang baik dari gambar itu. Beberapa struktur tulang (untuk memanjat pohon dan melompat) tidak digambarkan, tetapi itu adalah aplikasi yang benar, menunjukkan perintah kuat dari strategi penalaran inferensial yang awalnya tampak jelas. Gambar 6 menyajikan esai yang ditulis oleh seorang siswa McRAT yang mengusulkan suatu sifat yang mencirikan Karana, karakter utama dalam cerita Pulau Dolphins Biru. Siswa itu menyatakan sifat tersebut, memberikan deskripsi tindakan Karana dalam cerita sebagai bukti sifat tersebut, dan memikirkan kemungkinan interpretasi yang lain. Mengevaluasi Evaluasi menggabungkan strategi penalaran satu sama lain seperti siswa menganalisa bukti, membandingkan tuntutan, menerapkan kriteria, dan sampai pada keputusan. Sangat sulit untuk mengembangkan pertanyaan dengan format memilih-jawaban untuk mengevaluasi keputusan. Berbagai format terbuka dapat memberikan bukti kepada guru mengenai penguasaan siswa baik dalam proses pengambilan keputusan maupun mempertahankan kesimpulan akhir mereka. Bahkan siswa yang sangat muda,dengan beberapa bantuan, dapat membawa bukti untuk mendukung suatu posisi. Gambar 7 menyajikan format yang digunakan untuk struktur perencanaan siswa kelas dua untuk esai persuasive dalam mengatasi pertanyaan apakah semua pesawat TV di Amerika harus dicabut sehingga anak-anak akan lebih baik pendidikannya. Lembar perencanaan meminta siswa untuk memilih posisi (saya setuju, saya tidak setuju). Lembar perencanaan menyediakan struktur, atau pendukung, untuk informasi yang harus diberikan sebagai dukungan; antara lain, nama-nama program tertentu dan alasan mengapa mereka bermanfaat atau berbahaya.Siswa kemudian menunjuk lembaran perencanaan untuk menulis esai persuasif mereka. Dengan menilai kegiatan perencanaan tersebut, guru dapat menentukan apakah siswa memahami bagaimana merumuskan dukungan yang kuat berdasarkan bukti spesifikdan alasan yang berhubungan dengan posisinya. Lembar perencanaan serupa dapat digunakan oleh siswa dalam mengevaluasi isu-isu lainnya. PENGEMBANGAN PROFESIONAL DAN DUKUNGAN Pengembangan penilaian kelas strategi penalaran perlu menjadi bagian dari upaya pengembangan profesional berkelanjutan yang mengintegrasikan pembelajaran dan penilaian. Penelitian tentang upaya reformasi yang berhasil menunjukkan bahwa pengembangan profesional efektif harus fokus, berkelanjutan, terus-menerus, dan kolaboratif. Program McRAT menggunakan temuan dari isi penelitian (misalnya, Guskey, 1986; Osterman & Kottkamp, 1993; Sparks dan Simmons,1989) sebagai dasar untuk komponen pengembangan profesional. Temuan itu menunjukkan bahwa untuk mengubah praktik kelas, guru perlu pelatihan yang luas yang mencakup praktek pemodelan yang diinginkan. Selain itu, guru membutuhkan dukungan terus menerus dari administrasi, bantuan teknis yang mampu dan mudah digunakan, dan bukti jelas bahwa perubahan mereka bermanfaat bagi siswa. Secara sukarela, ribuan guru nasional terlibat dalam program McRAT. Mengubah Praktek Kelas Memasukkan strategi baru untuk penalaran dan penilaian dalam kurikulum kelas dapat menjadi sangat menarik bagi guru maupun siswa. Sebagaiguru dalam program McRAT yang mempelajari strategi penalaran, mereka fokus padacara untuk menerapkannya di kelas dengan menggunakan materi kurikulum dan sumber dayasudah tersedia dan yang sama dengan yang mereka kenal. Sebagai contoh, seorang guru kelas lima mungkin mengajarkan konsep imigrasi setiap tahun karena itu adalah bagian dari kurikulum sekolah pada tingkat kelas tersebut. Memasukkan strategi penalaran mungkin mengakibatkan materi penelitian termasuk analisis proses menjadi warga negara AS, perbandingan penderitaan seorang imigran ditahun 1800an dan imigran hari ini, menyimpulkan apa kehidupan sehari-hari seperti dinegara yang tak dikenal/asing, dan evaluasi manfaat dan kesulitan menjadi imigrandi Amerika Serikat. Guru mendorong siswa untuk menilai sendiri pekerjaan individual, berpasangan atau dalam kelompok kecil dan membuat revisi yang diperlukanuntuk perbaikan. "Apakah saya?" kriteria untuk setiap strategi penalaran dijelaskan sebelumnya dalam bab ini memberikan panduan bagi penilaian diri siswa di seluruhproses tersebut. Siswa menjadi terlibat dan semakin bertanggung jawab terhadap pembelajaran dan penilaian mereka sendiri, peran guru berkembang dari pemimpin kelas menjadi fasilitator. Untuk sebagian besar guru, perubahan ini terjadi perlahan-lahan dari waktu ke waktu dengan frustrasi sesekali karena mereka menerapkan praktek-praktek barudi dalam kelas. Mengingat waktu dan dukungan yang diperlukan, sebagian besar guru mencakup perubahan dalam praktek kelas dan merasa diberdayakan untuk memenuhi tantangan. Program McRAT pengembangan profesional menyediakan dukungan jangka panjangyang diperlukan untuk membuat peralihan ini. Pertama, setiap kelompok sekitar 25 guru menjadi massa kritis. Mereka mendukung dan"pelatih sebaya" satu sama lain secara bersamaan menerima pelatihan dan melaksanakan program dengan siswa. Kedua, jadwal pengembangan profesional memungkinkan waktu bagi guru untuk bertemu dengan pelatih untuk penguatan dan umpan balik, untuk kunjungan kelas, untuk strategi pemodelan dalam kelas, dan untuk sesi pelatihan dan bekerja. Administrator terlibat dan mendukung terlaksananya program. Mempersiapkan Guru untuk Penilaian Kelas Strategi Penalaran Penilaian berkelanjutan dibangun ke dalam setiap pelajaran McRAT. Siswa merencanakan, memantau, meninjau, dan merevisi seluruh pelajaran. Selama sesi pelatihan, Guru McRAT menjadi mahir dalam menggunakan kriteria dari panduan penilaian untuk menilai penalaran siswa. Sebuah bagian penting dari setiap sesi pelatihan diberikan pemodelan penskoran oleh pelatih dan guru berlatih penskoran untuk mencapai kesepakatan. Guru McRAT menerima pelatihan penilaian lebih lanjut sebagai persiapan diri mereka untuk berpartisipasi dalam sesi pra-atau post-scoring daerah atau negara. Sebuah sampel acakesai yang telah dibuat oleh guru kelas yang diskorkan kembali disesi-sesi penilaian terpusat untuk menyediakan data sebagai evaluasi program dan umpan balik ke sekolah-sekolah terhadap kemajuan siswa. Pengembangan dan perbaikan instrumen penilaian sedang berlangsung. Guru bekerja sama dalam kegiatan sebagai pengembangan mendorong tulisan baru atau lokasi yang sesuai literatur dan mengembangkan pertanyaan untuk penilaian yang terintegrasi. Menjadwalkan Pengembangan Profesional Berkelanjutan, staf pengembangan berkualitas tinggi diperlukan untuk memastikan perubahan terus dilakukan dalam praktik kelas. Beberapa perkiraan upaya reformasi memerlukan setidaknya tiga sampai lima tahun. Program McRAT melibatkan guru dalam dua tahun proses pengembangan profesional. Tahun pertama termasuk sekitar sembilan hari dijadwalkan sepanjang tahun ajaran dengan sesi awal tiga hari, biasanya pada bulan Agustus, diikuti oleh tambahan tiga hari penuh dan serangkaian sesi setengah hari. Administrator sangat dianjurkan untuk berpartisipasi setidaknya dalam tiga hari awal pelatihan. Fokus dari pelatihan ini adalah pada strategi pembelajaran, desain pelajaran, dan prosedur penilaian. Sesi setengah hari menyediakan waktu untuk kolaborasi, evaluasi kurikulum, pengembangan pelajaran, portofolio dan pencatatan, dan praktek dengan penerapan kriteria penilaian. Sebuah lembaga musim panas tiga hari diadakan setiap musim panas untuk semua guru yang telah menyelesaikan tahun pertama atau lebih dalam program ini. Ini melibatkan pembicara terkemuka, sesi kelompok kecil dan besar untuk guru dan administrator,dan banyak kesempatan untuk jaringan di seluruh program. Para guru mendemonstrasikan pelajaran, menunjukkan contoh pekerjaan siswa, dan menerima informasi baru dan pelatihan pada bahan penilaian dan prosedur untuk tahun berikutnya. Tahun kedua berfokus pada teknik yang lebih maju, termasuk tim mengajar dan pengembangan kurikulum tematik. Tahun kedua juga melanjutkan pembinaan rekan sebaya. Totalnya empat hari yang dijadwalkan di seluruh tahun ajaran. Mengembangkan dan Mempertahankan Kepemimpinan Guru yang telah berhasil menyelesaikan program pengembangan staf dua tahun yang memenuhi syarat untuk menjadi pemimpin McRAT dengan melengkapi tambahan enam hari program kepemimpinan. Pemimpin McRAT menjadi guru mentor, koordinator program di sekolah distrik mereka, dan personil utama dalam pelaksanaan proyek-proyek seluruh sekolah. Setelah satu tahun magang dalam peran ini, pemimpin McRAT bisa menjadi pelatih McRAT bersertifikat. Membangun Dukungan untuk Perubahan Kepemimpinan administratif dan dukungan sangat penting. Para pelaku terlibat dalam setiap aspek program McRAT. Perencanaan untuk implementasi adalah kolaboratif. Sementara prinsip-prinsip dan isi dari pengembangan staf tetapkonstan, fleksibilitas dipertahankan di berbagai bidang seperti penjadwalan dan implementasi. Upaya kerjasama antara personil Departemen Pendidikan Arkansasdan guru dan administrator di sekolah lokal adalah penting untuk mendapatkan dana dari WinthropRockefeller Foundation, Bab II, dan Departemen Pendidikan Arkansas. Sejak tahun 1987, dana dari Departemen Pendidikan Arkansas telah mendukung pengembangan dan penyebaran bahan untuk guru, semua biaya pelatihan, penelitian dan evaluasi, hibah untuk sekolah-sekolah lokal untuk merilis guru, dan pekerjaan pelatih paruh waktudaerah di masing-masing 15 institusi sekolah yang bekerjasama. Universitas Arkansas di Little Rock membantu dengan penelitian dan evaluasi dan menawarkan dua sarjana setiap tahun, Multicultural Reading dan Berpikir I dan II. Di1992, McRAT menerima validasi dari Jaringan Difusi Nasional, Departemen Pendidikan AS, dan menjadi program nasional. Dengan demikian,bahan dan prosedur program, termasuk pendekatan penilaian,telah diakui valid dan dapat ditiru. EVALUASI KURIKULUM BERPIKIR Informasi yang guru kumpulkan selama mereka menilai strategi penalaran siswa mereka dapat menjadi bukti penting tentang keefektifan upaya menerapkan kurikulum berpikir. Dalam proyek McRAT, penilaian terintegrasi diberikan pada awal dan akhir tahun ajaran dikombinasikan dengan koleksi pekerjaan siswa dalam portofolio McRAT. Sampai selesai dan lembaran perencanaan yang menyertainya, kegiatan pemetaan, dan evaluasi diri siswa yang dikombinasikan dengan refleksi siswa tentang apa yang mereka pelajari, ringkasan keseluruhan dari pengembangan strategi penalaran siswaoleh guru, pra-dan pasca-penilaian untuk masing-masing strategi penalaran, catatan pertemuan dengan siswa, guru, dan orang tua, dan contoh pekerjaan siswa yang relevan dalam mata pelajaran lain. Pengamatan kelas dan rekaman video presentasi siswa juga dapat ditambahkan ke database. Tujuannya adalah untuk meningkatkan strategi penalaran siswa, sehingga menyusun kumpulan yang sistematis, penilaian kelas sangat penting untuk kemajuan yang terus menerus menuju tujuan tersebut. MEMANDANG KE DEPAN Teknologi menjadi semakin tersedia di sekolah kita. Ini membuka kesempatan siswa untuk mengakses ke sumber daya dan ahli, kebutuhan siswa untuk dapat menggunakan strategi penalaran akan menjadi lebih penting. Guruakan dapat melacak apa sumber daya yang diakses siswa dan seberapa baik mereka menggunakan sumber daya dalam tugas proyek dan pemecahan masalah. Siswa akan tetapon-line, portofolio elektronik yang akan memungkinkan guru untuk menilai kemajuan pekerjaan siswa dan produk yang diselesaikannya. Siswa akan dapat menerima umpan balik darijauh dari rekan-rekan dan para pakar. Guru akan dapat mengambil sumber penilaian dan disimpan dalam penyimpanan data on-line. Baik untuk para siswa maupun guru kelas tidak akan memiliki batas, dan tuntutan serta peluang untuk berpikir, belajar seumur hidup akan tersedia untuk semua. Kita harus yakin bahwa kita telah melengkapi siswa kita untuk menggunakan pikiran mereka dengan baik.